Langsung ke konten utama

"Jebakan" di Bulan Ramadhan - Jum'at Ketiga Ramadhan 1434 H

Bersiagalah, Kawan!
Ramadhan's Traps
ALHAMDULILLAH, kita sudah tiba di Jum'at ketiga bulan Ramadhan 1434 H. Artinya, kita sudah sampai di pertengahan Ramadhan yang penuh rahmat ini. Artikel sebelumnya kita sudah membahas seputar solidaritas sosial yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadhan dan shalat tarawih. Sebelumnya, dua Jum'at yang lalu, kita sudah membahas hari-hari mulia yang terkandung dalam bulan Ramadhan. Hm... kira-kira, topik apa yang tepat untuk pertemuan kita kali ini? Hm... Bagaimana kalau soal jebakan? Yap! "Jebakan." Tapi, bukan sembarang jebakan. "Jebakan" ini khusus kita jumpai di bulan Ramadhan, khususnya. Penasaran? Mari kita mulai topik kita kali ini. Silahkan dibaca, Sahabatku! ^^
***
'Puasa adalah menahan diri dari hawa nafsu.' Itu konsep besar yang melekat di otak kita, maksudnya Sahabat Manyar yang berusia di atas 13 tahun atau sekitar usia sekolah menengah pertama (SMP) ke atas. Mengapa? Karena kajian keagamaan di tingkat ini mulai kompleks. Begitu menurut pengalaman saya dulu saat sekolah. Ketika sekolah dasar (SD), kita hanya mengenal puasa sekedar menahan makan dan minum dari imsyak sampai maghrib, meskipun buku-buku diktat kita mengajarkan lebih dari itu. But, children's mind. Kepolosan mereka belum mengenal arti lebih dalam puasa Ramadhan.

Ketika SMP barulah kita didadar lebih keras lagi. Buku-buku literatur pendidikan agama kita merinci berbagai dasar hukum soal puasa Ramadhan, pahala, larangan, dan ancaman bagi pelanggarannya. Kebiasaan makan diam-diam saat SD menjadi kenangan masa silam ketika SMP. Kita mulai belajar mengerem ucapan. Walaupun, sebatas bulan Ramadhan saja. Tapi, manusia tetap manusia. Selalu saja beberapa di antara mereka terperosok dalam celah-celah tertentu.

Nah. Saya hidup di Bumi kurang lebih sudah 22 tahun. Sepanjang usia ini, segudang hal membuat saya berpikir, merenung, dan menemukan sebuah petak-petak "muslihat". "Jebakan," istilah lainnya. "Jebakan" ini memiliki beragam wajah. Secara umum, "jebakan" ini terdiri dari dua kata, empat suku kata, lima konsonan dan empat vokal, dengan beberapa makna. Kita lazim menyebutnya : HAWA NAFSU.

Hawa nafsu terdiri dari kata 'hawa' dan 'nafsu.' Bicara tentang hawa, terdapat beberapa makna yang bisa kita tangkap. Pertama, bunda umat manusia dan istri dari Nabi Adam A.S. Kedua, kaum wanita atau perempuan. Ketiga, udara atau campuran dari berbagai gas. Keempat, nafsu atau keinginan.

Nafsu sendiri memiliki makna 'keinginan atau kecenderungan atau dorongan hati yang kuat, dorongan hati yang kuat untuk berbuat sesuatu yang buruk, selera atau gairah atau keinginan makan, dan keadaan panas hati atau marah atau geram.' Bisa disimpulkan hawa nafsu adalah keinginan yang kuat untuk melakukan keburukan. Demikian pemahaman dari kata per kata tersebut. Sederhananya.

Bulan Ramadhan adalah bulan pengekangan hawa nafsu. Sebagai bulan pengekangan hawa nafsu, kita jumpai banyak "kelucuan" yang dilakukan manusia. Hal itu timbul tak lain karena manusia masuk dalam "jebakan." Terperangkap. Maka, perlu dipertanyakan : puasakah mereka hari itu?
***
Ada beberapa "jebakan" yang sangat lazim terjadi di bulan Ramadhan. Secara umum, saya kelompokkan berdasarkan organ tubuh yang masuk ke dalam "jebakan" tersebut. Dari keseluruhan anggota tubuh yang ada, saya bagi menjadi tiga kelompok besar : Kepala, Alat Gerak, dan Hati. Ketiga anggota tubuh ini yang sering terjebak di bulan Ramadhan. "Jebakan" seperti apa yang mengancam masing-masing anggota tubuh kita tersebut? Simak berikut ini.
Buat Sahabat Manyar yang merasa cowok atau laki-laki atau pria atau kaum adam atau gentlemen. Bayangkanlah :
Ada seseorang perempuan idaman Sahabat berdiri di depan tubuh Sahabat...
Cantik.... ramah... baik hati...
Wajah manis... anggun... sangat mempesona...
Rambut diurai...
Tersenyum di depan kalian sekarang juga..."
Sudah Terbayangkan? Jejak Manyar
Jelita Idaman
Sudah bisa dibayangkan? Tahan sebentar! Sekarang giliran Sahabat Manyar yang merasa cewek atau perempuan atau wanita atau kaum hawa atau ladies. Bayangkanlah :
Ada seorang laki-laki. Idaman Sahabat... seorang laki-laki macho,...
Wajah tampan dan manis,... ramah...
Senyum memikat,...
Kesan rendah hati terpancar dengan begitu jelas,...
Dan sekarang... dia berjalan mendekati Sahabat! Lalu dia tersenyum... maniiiis sekali!
Dan dia menganggukkan diri tanda dia begitu menghormati Sahabat."
Sudah terbayang sosok laki-laki dimaksud? Sudah? Bagaimana? Tampan sekali, bukan? Dapat gambarannya? Tahan dulu. Imajinasikan terus dalam pikiran Sahabat.

Sekarang giliran para ikhwan dan akhwat yang masih mencari sosok akhwat atau ikhwan idaman. Bayangkan sekarang juga :
Ada sesosok akhwat atau ikhwat yang Sahabat ikhwan dan akhwat idam-idamkan, dia benar-benar muncul saat ini! Persis tiga meter di depan Sahabat....
Senyumnya memikat... Baik hati...
Busananya memukau walau terkesan sederhana.
Wajahnya teduh,... aura agamis kental dari sosok yang ada di hadapan ikhwan dan akhwat sekarang itu."
Bayangkan Mereka! Jejak Manyar
Rupawan Pujaan
Bayangkan. Bayangkan! Bayangkanlah terus. Sudah? Sudah terbayang jelas?

Nah, sekarang, buat Sahabat Manyar yang cowok, masih ada 'kan sosok cewek pujaan Sahabat? Buat Sahabat Manyar yang cewek, sosok cowok gantengnya masih jelas kan? Buat ikhwan dan akhwat, bagaimana? Sudah tergambar sosok akhwat dan ikhwan idaman Sahabat? Semua sudah dapat gambaran sosok-sosok yang rupawan itu? Menarik, bukan? Tampan dan cantik, bukan? Bayangkan dia benar-benar ada di hadapan Sahabat Manyar sekarang juga. Persis! Persis di hadapan Sahabat! Ah, dialah dewa atau dewi yang selama ini Sahabat Manyar nanti-nantikan. Benar, bukan

Pertanyaan saya : kira-kira sudah berapa anggota badan Sahabat Manyar yang masuk "jebakan"? Hahahahaha... Bingung? Saya yakin Sahabat Manyar tidak paham atau setidaknya belum sadar. Kita bahas berikut ini."
Seandainya Sahabat Manyar benar-benar mengikuti kegiatan imajinasi di atas, organ tubuh atau anggota badan Sahabat Manyar yang masuk "jebakan" dua. Apa saja? Pikiran dan hati. Pikiran berkaitan dengan stimulus atau rangsangan atau sugesti yang saya tuliskan di atas. Hati? Tentu saja perasaan senang akan sosok perempuan atau laki-laki atau akhwat maupun ikhwan idaman Sahabat Manyar di atas. Ingat, itu baru sebatas imajinasi. Seandainya pertemuan Sahabat Manyar dengan sosok idaman itu terjadi di dunia nyata, riil, bukan sekedar bayangan, organ atau anggota badan mana saja yang masuk "jebakan." Jawabannya simpel : banyak! Mulai dari mata, mulut, telinga, pikiran, hati, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.

Mata, Sahabat Manyar terpesona memandangi sosok idaman Sahabat itu. Wajahnya yang membuat Sahabat Manyar terlena, tubuhnya yang membuat Sahabat Manyar tak sabar ingin berdampingan di pelaminan dengannya. Mulut, Sahabat Manyar tanpa terasa mengucapkan sesuatu yang memuji sosok idaman Sahabat Manyar itu. Entah wajah cantiknya, entah gaya lakunya yang menawan. Entah suaranya yang merdu, entah senyumnya yang tulus. Telinga? Sahabat Manyar mendekatkan telinga Sahabat hanya untuk mendengar suaranya yang merdu, yang enak didengar.

Tangan Sahabat Manyar terjulur, ingin berkenalan. Kaki Sahabat Manyar mengantarkannya ke tempat yang ia ingin tuju. Hati dan pikiran? Sahabat Manyar lebih tahu daripada saya ;)

Bagaimana? Dari satu kejadian saja sudah banyak "jebakan" yang "memakan" kita. Ini baru sekedar sosok lelaki atau perempuan atau akhwat atau ikhwan idaman, sosok yang ingin Sahabat Manyar jadikan kekasih, suami atau istri, ayah atau ibu bagi anak-anak Sahabat Manyar. Masalah akan bertambah ketika sosok itu pacar Sahabat Manyar, saat bulan puasa, mengajak Sahabat Manyar pergi kencan atau ngapel. Masalah bertambah lagi.
***
Bagaimana dengan kejadian atau sosok yang tak kita sukai? Itu "jebakan" juga untuk kita. Mulut kita tak segan menjelek-jelekkan, mengumbar isu, mengumpat. Tangan kita tak segan memukul. Kaki kita tak segan menendang hal-hal yang tak kita sukai itu. Begitu banyak "jebakan," bukan? Pertanyaan saya sekarang : sampai hari ini, Sahabat Manyar masuk "jebakan" apa saja? Congratulations, Sahabat Manyar sudah masuk dalam... Ramadhan's Traps! Hahahaha...

Begitulah kurang lebih. Esensi puasa kita untuk menahan hawa nafsu ternyata seringkali jebol karena ketidaksadaran kita dengan hawa nafsu di sekitar kita. Ini sebatas yang lazim. Yang tak lazim masih banyak, seperti melihat gambar-gambar atau video maksiat. Paham maksud saya, bukan? Atau malah barangkali ada yang dengan sintingnya berhubungan badan di siang hari, bahkan dengan pasangan yang bukan muhrim dan yang haram untuk dikawini. Innalillahiwainnaillahirojiun... Semoga saja sebatas bayangan buruk semata.
***
Sabar Aja Boy! ^^ Jejak Manyar
Jaga Hati+Jaga Diri=Sukses Ramadhan
Tulisan ini saya buat bukan untuk berceramah karena saya sendiri toh masih belum bisa melawan hawa nafsu secara sempurna. Saya menulis artikel ini semata-mata menjadi pengingat bagi diri saya sendiri, khususnya, untuk senantiasa menjaga puasa saya. Agar saya senantiasa mempertahankan maksud dan tujuan saya puasa. Jika tidak, bukan hal aneh jika puasa Ramadhan saya selama kurang lebih 30 hari ini hanya mendapat lapar, haus, dan letih lesu semata. Ironis bukan di hari-hari bulan Ramadhan yang mulia hanya mendapat lapar, haus, dan letih lesu? Sebuah perjuangan yang sia-sia dalam pertempuran kita selama sebelas bulan ke depan, sampai Ramadhan tahun depan.

Semoga artikel Jejak-Jejak Manyar kali ini memberikan manfaat bagi saya, Sahabat Manyar sekalian, serta keluarga, dan saudara muslim dan non-muslim kita dimanapun berada. Kebenaran hakiki semata milik Allah SWT., Dzat Yang Maha Besar, Sang Illahi Robbi. Saya hanya menguasai sepersekian milyar-atau bahkan kurang-kebenaran nisbi. Andai kata ada diksi yang keliru atau hal-hal yang tak menyenangkan, saya minta maaf. Kesalahan adalah milik manusia, khususnya saya sebagai muslim yang senantiasa harus terus belajar.

Selamat malam, Sahabat Manyar. Salam sukses. Selamat berbuka puasa!

NB : Jika Sahabat Manyar jeli, pasti merasa aneh mengapa artikel tentang Jum'at Bulan Ramadhan kali ini muncul menjelang atau bahkan saat berbuka puasa. Benar? Sengaja saya buat demikian agar tulisan ini tidak membuat batal atau "sekedar" mengurangi amalan puasa Sahabat Manyar hari ini. Lupa ya ada sugesti sableng di atas? Hehehe... Seandainya saya publish tadi pagi atau siang hari, saya pasti digugat di akhirat nanti dan dituduh menjadi dalang berkurangnya pahala atau batalnya puasa Sahabat Manyar karena tulisan ini. Jadi, harap maklum. That's my reason. ^^

Sumber Gambar :
  1. Dokumentasi Pribadi
  2. G.A.T.E.L dan muslim dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar
  3. menjelma dan Earn Money for Sharing File dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar

*READ MORE PLEASE :
  1. Buat yang belum tahu artikel Jum'at minggu lalu, silahkan klik link berikut ini : 1) Hari-Hari Yang Mulia - Jum'at Pertama Ramadhan 1434 H dan 2) Puasa-Tarawih dan Solidaritas Sosial - Jum'at Kedua Ramadhan 1434 H
  2. Silahkan cek label RAMADHAN untuk membaca artikel seputar bulan Ramadhan dan label ISLAM untuk artikel terkait seputar Islam. Selamat membaca! ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World