Langsung ke konten utama

Menggenggam Tangan Tuhan

Tangan Tuhan
Ya. Ketika tidak tak mampu lagi berharap
Dan hari-hari begitu gelap dan pengap
Maka. Cobalah kau raih jemariNya
Barangkali. Di sana masih ada cinta...

Menggenggam tangan Tuhan
Ya. 'Pabila impian selalu dikebirikan
Dan kedukaan ditumpuk di laci kekuasaan
Maka. Cobalah kau sentuh ruas telapakNya
Barangkali. Masih tersisa duli padaNya...

Menggenggam tangan Tuhan
Kenapa tidak?
Ketika darah dan pelor menjadi sahabat karib,
Dan kelaliman menggantung harap di tiang salib,
Dan Tragedi: September 65. Tanjung Priok Jakarta.
Palagan Hitam Salemba. Santa Cruz yang Luka
Hingga Mesuji Gulana, menjadi banyolan dan dikebirikan
Maka. Cobalah kau rengkuh Dia
Barangkali
Ia mau menjatuhkan dakwaNya
Seperti Sodom dan Gomora
Atau cerita luka umat Saleh yang binasa

Saat itu
Kita baru bisa tertawa

Karma telah tiba...

Sumber Foto: Seaners Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World