Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Di Tugu Kotamu

Di tugu kotamu , aku menemukan diriku rikuh dan malu-malu Aku mencoba mengingat kembali sudut-sudut yang dulu kukenali sekali Sungguh, sangat aku kenali Nyatanya kini wajahmu begitu abu Penuh sungkan aku menyapamu Di tugu kotamu, aku mendapati jiwaku begitu kaku Tak seakrab dahulu Trotoar Malioboro menjelma dahaga; Alun-alun Kota ranggas dedaun beringinnya Gudeg menjelma judek Sreg menjelma amblek Hangatmu menghablur menghambur menjelma batang sangkur, pisau cukur, atau sabit Mak Kur yang sawahnya akur di antara jalanan tol yang kufur, bandara adiluhur, dan aristokrasi yang mulai lantur Di Tugu Jogjamu, aku kehilangan minatku Hasratku lembab di antara sembab mata yang berasap ditikam marah, dihujam gelisah, diterkam puruk dan pasrah Maka, kubiarkan jemariku klitih merogoh suci diksi-diksi yang kumiliki Barangkali pada sisa keindahan rima , masih kutemukan remah wajahmu yang ramah Dan di hariku yang menua kutemukan jawaban purba tentang pelataran untukku rebah Ya, di wajahmu Jika Cil