Langsung ke konten utama

Help Meeeeee: Otak Kering (Bagian 01)

Gimana Caranya Bikin Basah?
Emang susah kalau otak lagi kering alias nggak ada inspirasi. Mau ngapa-ngapain rasanya maleeees banget. Mau bangun males. Mau mandi males. Mau belajar males. Mau update postingan males. *Tapi kenapa makan nggak males ya -_-?* Dan itulah yang menjangkiti saya sekarang. Ada obatnya kah? Hehehe...

Otak kering memang nggak bisa dan nggak boleh dibiarin gitu aja. Kenapa? Ada banyak alasan, antara lain:
  1. Benih-benih MALES. Nah. Ini salah satu bibit penyakit kronis "Males" akibat agresi sang virus M4L3S (Ngaco. Hahaha....) pada diri seseorang. Virus M4L3S menyebar melalui pasifnya anggota tubuh kita dan tidak berjalannya kreatifitas otak. Nah, liat air yang tergenang! Bandingkan dengan air yang mengalir. Lebih keruh mana? Air yang tergenang kan? Itu lah yang terjadi ketika kita terbiasa dengan otak kering. Lama-lama tubuh kita yang ikutan kering -___-"
  2. Melumpuhkan potensi. Bayangkan! Dengan "menikmati" otak kering selama seharian yang artinya 24 jam atau 1440 menit alias 86400 detik kita off ngapa-ngapain: Berapa banyak hal yang kita lewatkan?? Buat Blogger kayak saya, waktu 1 menit lebih dari cukup untuk jawab pertanyaan user di Yahoo! Answer sekaligus menitipkan lapak saya ini sekaligus punya pacar saya (Ihiiiiirrrr...). Nah kalo 1440 menit dibuang gitu aja? Berapa banyak pertanyaan dan kesempatan yang saya lewatkan?
  3. Berhenti sedetik nggak akan menghentikan langkah dunia, meski cuma seperseribu detik. Nah, kalo kita kehilangan sedetik kita "cuma" gara-gara otak kering, apa ada jaminan kita NGGAK BAKAL kehilangan kesempatan juga? Hah? Kesempatan apa? Ya kesempatan macem-macem lah. Misal, nambah follower. Atau ganti gadget di blog kita yang dirasa memberatkan. Atau blogwalking ke blog-blog yang menarik abis. Intinya: Kesempatan itu datang kapan aja dan kita harus siap kehilangan dia ketika kita berleha-leha begitu saja atau menyerah kepada otak kering. Mau kehilangan kesempatan?
Mungkin Sahabat Manyar punya banyak lagi efek samping otak kering yang diturutin, tapi buat saya sih tiga poin itu yang "paling berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara" (kalo ini kena Virus 4L4Y. Hahahahay). So? Mau menyerah pada si Otak Kering? Hehehe...

NB: Meski otak saya bener-bener kering, saya berusaha nggak nyerah gitu aja. Umpama saya nyerah, nggak bakalan jadi nih postingan malam ini. Semoga bermanfaat! ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San