TIDAK terasa hari Senin yang penat berlalu. Dan tidak terasa juga kita jumpa di hari Kamis. Ya. Semakin dekat bukan dengan weekend yang kita tunggu? ƪ(˘ڡ˘)ʃ
Kamis, dua hari terakhir sebelum weekend. Buat sebagian orang, hari Kamis bisa berpengaruh positif, namun bisa juga berdampak negatif? Kenapa? Karena terlalu memimpikan weekend. Sebagian yang lain menjadi begitu semangat menyelesaikan tugas yang menumpuk agar saat weekend tidak ada lagi beban yang ditanggung dan bisa mengerjakan hal-hal menyenangkan bersama orang-orang yang kita sayangi. Buat sebagian yang lain, tidak begitu. Mereka terlena dan membiarkan begitu saja kewajibannya karena terlalu bersemangat merancang agenda mereka ketika weekend tiba. Akibatnya, tak jarang mereka harus mengorbankan weekend mereka untuk lembur dan sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan. That's a consequence.
Hari-hari terakhir adalah waktu yang disediakan Tuhan untuk membuktikan kemampuan terakhir kita. Pernahkah Sahabat Manyar melihat seorang pelari, perlombaan sprint misalnya, melambatkan diri dengan sengaja dan membiarkan pelari lain mendahuluinya memasuki finish? Jika ya, kemungkinannya tiga :
A chance never come in twice. Kurang lebih begitu. Kesempatan yang datang kemudian bukan kesempatan yang lalu. Dia adalah dua hal yang berbeda. Masalahnya, apa bisa kita memastikan kesempatan kedua itu akan datang? Seringkah kita menemukan dua bus patas dengan tujuan yang sama datang dan berangkat dalam sekali tempo? Jangan terlalu muluk, bagaimana jika selang 1 menit? Bisa jadi tapi tak setiap hari. Jika tak percaya, tunggulah barang beberapa menit bus patas jurusan Surabaya atau Malang di Terminal Bayuangga, Probolinggo. Bisakah Sahabat Manyar hitung jarak waktu keduanya? Analogis. Begitu pula dengan kesempatan.
Kamis, dan hari sebelum dan setelahnya, disediakan Tuhan untuk memberikan kita kesempatan menunjukkan diri kita. Kegagalan di hari Senin insya Allah Tuhan berikan kesempatan perbaikan di hari Selasa. Saat hari Selasa buruk, hari Rabu tiba. Ketika hari Rabu pun tak begitu baik, Kamis siap menggantikannya. Pertanyaannya : apakah kita bisa menjamin hari esok kita masih hidup? Atau, lebih sederhana : adakah jaminan hari esok kita memiliki peluang itu lagi? ┐(´~`)┌
Kesalahan itu kodrat manusia. Melakukan kesalahan adalah ciri manusia. Tapi mengabaikan dan menyia-nyiakan kesempatan baik (dalam arti positif) menjauhkan diri kita sebagai manusia. Islam barangkali tidak jadi datang jika Nabi Muhammad SAW. menolak menjadi nabi pamungkas. Indonesia tidak akan merdeka secara mandiri, melainkan karena pemberian, andaikata golongan muda tak menekan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok saat itu.
Begitu pun weekend kita pekan ini barangkali menjadi begitu menyebalkan, menyesakkan, dan menyesalkan andaikata hari-hari sebelumnya hanya kita isi dengan keburukan, kegagalan, kesia-siaan yang kita buat dan kita sengaja perbuat demikian. Ingat! Tuhan menciptakan manusia dengan kebebasan memilih : baik-buruk, benar-salah. Tuhan membiarkan manusia memilihnya. Tapi, ingat! Setiap pilihan ada akibatnya. Setiap akibat ada beban yang harus ditanggung dan dipertanggungjawabkan. Masalahnya : siapkah kita dengan tanggung jawab itu?
Saya tidak berniat menggurui. Tulisan ini lahir sebagai sarana pembelajaran dan renungan untuk saya dalam menjalani hari-hari terakhir perkuliahan saya. Apa yang saya sampaikan sedikit banyak berasal dari "kesalahan" dan "kekeliruan" saya dalam menjalani hari. So, it's our duty to share all kindness to each other, isn't it?
Sebelum artikel ini saya tutup, don't forget : "Dunia ini berbatas, dan umur kita jauh lebih terbatas." Jadi, jalani hari kita seefektif dan seefisien mungkin. Sebelum tidak ada kebaikan yang bisa kita beri dan tidak ada kesuksesan yang tak bisa kita raih, maka do it! Lakukan hal-hal positif dalam waktu kita yang tersisa. Semoga Tuhan menolong kita semua. Aamiin... └(˘.˘└)
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Artikel Terkait :
NB : Minta do'anya, Sahabat Manyar karena hari ini saya ada ujian tulis mata kuliah Hukum tentang Surat Berharga. Semoga do'a yang Sahabat Manyar tujukan pada saya selalu kembali dan memberikan kebaikan pula kepada Sahabat Manyar seluruhnya. Aamiin. Terima kasih
![]() |
Hari Ini Kemenangan Kita |
Hari-hari terakhir adalah waktu yang disediakan Tuhan untuk membuktikan kemampuan terakhir kita. Pernahkah Sahabat Manyar melihat seorang pelari, perlombaan sprint misalnya, melambatkan diri dengan sengaja dan membiarkan pelari lain mendahuluinya memasuki finish? Jika ya, kemungkinannya tiga :
- Dia sedang bermasalah dengan otot-ototnya ==>> Cek link : INI >> [Derek Redmond] (╥_╥)
- Dia terlalu baik hati dan membiarkan orang lain meraih kesuksesannya dahulu ==>> Cek link : INI >> [Ivan Fernandez Anaya] (╥_╥)
- Dia sedang ingin buang air kencing sehingga memilih ke toilet terlebih dahulu ==>> Contohnya ya yang sedang baca artikel INI (‾▽‾)♉
A chance never come in twice. Kurang lebih begitu. Kesempatan yang datang kemudian bukan kesempatan yang lalu. Dia adalah dua hal yang berbeda. Masalahnya, apa bisa kita memastikan kesempatan kedua itu akan datang? Seringkah kita menemukan dua bus patas dengan tujuan yang sama datang dan berangkat dalam sekali tempo? Jangan terlalu muluk, bagaimana jika selang 1 menit? Bisa jadi tapi tak setiap hari. Jika tak percaya, tunggulah barang beberapa menit bus patas jurusan Surabaya atau Malang di Terminal Bayuangga, Probolinggo. Bisakah Sahabat Manyar hitung jarak waktu keduanya? Analogis. Begitu pula dengan kesempatan.
Kamis, dan hari sebelum dan setelahnya, disediakan Tuhan untuk memberikan kita kesempatan menunjukkan diri kita. Kegagalan di hari Senin insya Allah Tuhan berikan kesempatan perbaikan di hari Selasa. Saat hari Selasa buruk, hari Rabu tiba. Ketika hari Rabu pun tak begitu baik, Kamis siap menggantikannya. Pertanyaannya : apakah kita bisa menjamin hari esok kita masih hidup? Atau, lebih sederhana : adakah jaminan hari esok kita memiliki peluang itu lagi? ┐(´~`)┌
Kesalahan itu kodrat manusia. Melakukan kesalahan adalah ciri manusia. Tapi mengabaikan dan menyia-nyiakan kesempatan baik (dalam arti positif) menjauhkan diri kita sebagai manusia. Islam barangkali tidak jadi datang jika Nabi Muhammad SAW. menolak menjadi nabi pamungkas. Indonesia tidak akan merdeka secara mandiri, melainkan karena pemberian, andaikata golongan muda tak menekan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok saat itu.
Begitu pun weekend kita pekan ini barangkali menjadi begitu menyebalkan, menyesakkan, dan menyesalkan andaikata hari-hari sebelumnya hanya kita isi dengan keburukan, kegagalan, kesia-siaan yang kita buat dan kita sengaja perbuat demikian. Ingat! Tuhan menciptakan manusia dengan kebebasan memilih : baik-buruk, benar-salah. Tuhan membiarkan manusia memilihnya. Tapi, ingat! Setiap pilihan ada akibatnya. Setiap akibat ada beban yang harus ditanggung dan dipertanggungjawabkan. Masalahnya : siapkah kita dengan tanggung jawab itu?
Saya tidak berniat menggurui. Tulisan ini lahir sebagai sarana pembelajaran dan renungan untuk saya dalam menjalani hari-hari terakhir perkuliahan saya. Apa yang saya sampaikan sedikit banyak berasal dari "kesalahan" dan "kekeliruan" saya dalam menjalani hari. So, it's our duty to share all kindness to each other, isn't it?
Sebelum artikel ini saya tutup, don't forget : "Dunia ini berbatas, dan umur kita jauh lebih terbatas." Jadi, jalani hari kita seefektif dan seefisien mungkin. Sebelum tidak ada kebaikan yang bisa kita beri dan tidak ada kesuksesan yang tak bisa kita raih, maka do it! Lakukan hal-hal positif dalam waktu kita yang tersisa. Semoga Tuhan menolong kita semua. Aamiin... └(˘.˘└)
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Artikel Terkait :
- Kaskus Mobile - Pelari Spanyol Ini Sengaja Kalah Demi Menghormati Lawan
- Banjaristi - [Inspirasi] Pelari yang Mendapat Standing Ovation 65Rb Penonton
NB : Minta do'anya, Sahabat Manyar karena hari ini saya ada ujian tulis mata kuliah Hukum tentang Surat Berharga. Semoga do'a yang Sahabat Manyar tujukan pada saya selalu kembali dan memberikan kebaikan pula kepada Sahabat Manyar seluruhnya. Aamiin. Terima kasih
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: