20 Tahun Lalu...
Ku dengar kau mendekati tubuhku
Menyapaku
Bertanya tentang alur ke desa rindu
Ku berikan telunjukku
Membimbingmu ke situ
Seketika pula menuju hatiku
15 Tahun Lalu...
Ku tangkap wajahmu
Menyambutku
Dalam kerinduan yang malu-malu
Kala itu
Ku yakin sungguh
Aku adalah kamu
Dan kamu adalah aku
Kala itu
10 Tahun Lalu...
Asamu pada esok hari
Janjikan jumpa
di kemarau lima musim yang baru
Ku anggukkan kepala
Di akhir penghujan yang resah
Kita habiskan malam bersama
Segelas cinta, secuil gairah
Bintang-bintang menatap haru gulana
5 Tahun Lalu...
Ku terkurung di bangsal rindu
Dimana dirimu?
Bukankah kita bersumpah segera bertemu?
Di kemarau ini?
Di telaga ini?
Di senja yang ku kutuki ini?
Dimana dikau?
Dimanakah kau?
Kini...
Ku terpasung di tepian pembaringanmu
Tanah berselimut rerumputan teduh
Basah berselimut embun rindu
Wahai,
lupakah kau nostalgi yang kita gubah?
Dalam hening ku sebuti namamu
Mengapa tak kau sahuti?
Mengapa tak kau sahuti?
Mengapa?
Dan kini
Ku terbenam dalam pekat
Hati-hari begitu guram menjilat
Panjang. Ah, begitu panjang waktuku
Bilakah ku jemput dirimu?
Kemarau...
sanggupkah kau usiri lukaku?
Sumber Gambar : 3mroooz dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar
Ku dengar kau mendekati tubuhku
Menyapaku
Bertanya tentang alur ke desa rindu
Ku berikan telunjukku
Membimbingmu ke situ
Seketika pula menuju hatiku
15 Tahun Lalu...
Ku tangkap wajahmu
Menyambutku
Dalam kerinduan yang malu-malu
Kala itu
Ku yakin sungguh
Aku adalah kamu
Dan kamu adalah aku
Kala itu
10 Tahun Lalu...
Asamu pada esok hari
Janjikan jumpa
di kemarau lima musim yang baru
Ku anggukkan kepala
Di akhir penghujan yang resah
Kita habiskan malam bersama
Segelas cinta, secuil gairah
Bintang-bintang menatap haru gulana
5 Tahun Lalu...
Ku terkurung di bangsal rindu
Dimana dirimu?
Bukankah kita bersumpah segera bertemu?
Di kemarau ini?
Di telaga ini?
Di senja yang ku kutuki ini?
Dimana dikau?
Dimanakah kau?
Kini...
![]() |
Akhir Asmara |
Ku terpasung di tepian pembaringanmu
Tanah berselimut rerumputan teduh
Basah berselimut embun rindu
Wahai,
lupakah kau nostalgi yang kita gubah?
Dalam hening ku sebuti namamu
Mengapa tak kau sahuti?
Mengapa tak kau sahuti?
Mengapa?
Dan kini
Ku terbenam dalam pekat
Hati-hari begitu guram menjilat
Panjang. Ah, begitu panjang waktuku
Bilakah ku jemput dirimu?
Kemarau...
sanggupkah kau usiri lukaku?
Sumber Gambar : 3mroooz dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: