Langsung ke konten utama

Suatu Hari (Khayalan Seorang Pemuda Desa)

Menunggu Waktu dan Tergusur
"Suatu hari
Ingin ku bangun desaku
Dengan keringat dan cucur air mataku sendiri
Akan ku sematkan cangkul
Menjadi pengabdian yang tunggul
Dan akan ku alirkan sungai
Membelah ladang-ladang kering
Dan rerumputan gulma yang tertawa bising"

"Suatu hari
Ingin ku bangkitkan semangat kawan-kawanku yang hening
Bergumul kembali dengan lumpur
Bersahabat lagi dengan kerbau dan warna hijau
Angin
Biarkan mereka berlarian
Menyentuh batang-batang padi dengan keramahan
Meninggalkan harapan
Ketika musim hujan di perjumpaan"

"Suatu hari nanti..."

Tiba-tiba khayalan terinterupsi
Suara sepatu pembangunan
Nyaring melengking menyusuri pepohonan
Suara mesin-mesin berhamburan
Burung-burung hilang sarang
Perlahan demi perlahan
Kebun dan huma tinggal kenangan
Petak sawah dan pekarangan
Tinggal potret jepretan masa penjajahan
Beton-beton dikirimkan
Besi cor ditumpukkan
Desain bangunan dipajang di papan pengumuman
Habislah angan pemuda desaku
Menjadi abu
Menggerus rapuh di antara sendawa kontraktor dan penguasa teror
Ia melangkah dengan layu
Layu
Sendu
Dan mengambang di tepi waktu
Menjadi setan
Di antara belantara perubahan
Menjadi sosok tak terhiraukan....

Sumber Gambar: Paman Dori

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World