![]() |
Badai Harus Berlalu! |
Mengenang silam yang rindu dan dendam
Aku. Sepasang sepatu. Dan ransel biru yang sama
Menyusuri tanjakan
Mengikuti suara hati yang gelisah
Menerka: dari mana datangnya warna
Dan: kemana ia sirna
Hingga
Aku kelabu dan membisu
Tak ada anak tangga. Hanya jalan mendaki
Mulus, meski kerap mengundang haus
Dan dulu. Kita tak pernah peduli
Kita hanya terus mendaki. Mendaki
Berharap pucuk-pucuk cemara
Melemparkan senyum semanis surga. Di atas sana
Kini. Hening bagai lagu yang sunyi
Biru
Terasa sayat, hitam, dan belenggu
Di puing puri yang sama
Aku memandangi kumpulan mega
Membayangkan selustrum lalu
Dan kenikmatan kecup yang bertumbuh
Kasih,
Tak inginkah kau mengulanginya lagi?
Ah. Apa guna ku reka luka lama?
Apa guna ku sesali air mata jiwa
dan gemuruh marah yang buncah?
Mengapa harus menahan dendam tak berpias?
Kenapa harus menyimpan dengki membekas?
Kenapa?
Di belakangku
Gundukan bukit membisu
Ceruk hijau berganti tanah kecoklatan
Dan ilalang subur di pendakian
Aku memandangi mereka
Aku berbisik padanya
Bolehkah aku melangkah lagi?
Dan jingga tiba-tiba menyapa
Mengajakku pulang ke rumah
Menyusun rencana:
Bandit kantoran mana yang akan ku giring ke penjara...
Sumber Gambar: Black Shiny Bird
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: