Langsung ke konten utama

Nyanyian Kampung Halaman

Wajahnya
Menapaki perbatasan
Berbicara dengan kenangan
Tikungan demi tikungan yang dulu ku lalui
Kali ini
Bagai nostalgi ku hampiri kembali
Jejak roda si motor biru tua
Bagai menggiring putaran bola dunia
Membawa waktu; membawa rindu
Bertumpahan di atas ladang putih biru
Memang: tanahku tak segemilang rantau
Memang: kampungku tak semerba tanah hijrah
Tapi di sinilah ku punya rumah
Di sini pertama kali
Ku seduh segelas sinar surya
Dan seteguk bias rembulan 'tuk ku pendam menjadi asa
Di sini pertama kali
Ku ranumi langkah kaki
Hingga ku mampu berdiri. Berlari
Dan kini ku daki tangga titian langit tinggi
Bagaimana bisa ku pungkiri?

Menapaki perbatasan
Berbicara dengan pertemuan
Entah manis pahit ku rasakan
Di sinilah lagi
Ku semai damai dan inspirasi
Sebelum kembali ke medan api
Dan berkelahi
Dengan seratus ribu misteri
Dan beratus juta caci maki...

Menapaki perbatasan
Halo, Kawan....
                                                     Salam jumpa denganku lagi!

Sumber Gambar: Gambar Peta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World