Langsung ke konten utama

Kantuk

Have a Nice Dream...
Aku terserang kantuk
Mata memerah. Berair
Dan mendadak bening titik mengalir
Ku rebahkan kepala di bantal
Dan selimut di tubuhku melingkar
Telinga tersumpal. Lalu:
             tak terdengar lagi suara jangkrik,
             tak terdengar lagi kuda meringkik,
             tak terdengar lagi hujan rerintik
Ku pejamkan mata dalam-dalam
Nafas mengalun lambat
Jantung mendetak laun merambat
Dan. Aku transit ke alam mimpi
Berkejaran dengan fiksi

Sementara itu.
Selisih sekian ratus kaki dari beranda
Rombongan manusia malam berdansa di bawah bulan:
              menunggu penumpang,
              menunggu dagangan,
              menunggu impian,
              dan selusin do'a yang (mungkin) terkabulkan
Asap mengepul
Sarung menyumbat menggumul
Di atas becak
Seorang lelaki memandang langit perak
"Mungkinkah esok gemilang?"
tanya sang lelaki
            dijawab sunyi yang maki. Oh...

Selamat malam, Kawan
Semoga impian menyenangkan

Sumber Gambar: Waspada Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World