Kutinggalkan kampung halaman. Sejuta kenangan. Sejuta kepahitan. Kulepaskan menjadi silam. Aku berjalan ke depan. Mencoba melupakan segala yang menyakitkan. Kucoba melakukan.
Suara-suara masa lalu bagai perangkap. Mengajakku nostalgi; mengajakku mengeluh pada tragedi. Aku berusaha bertahan. Bahkan ku sering melawan. Tetap : suara masa lalu mengejarku. Kutukan ini?
Remah. Hatiku melemah. Sepi. Seiring waktu memakin sunyi. Duhai, wahai, hai. Tak ada yang mendengar. Dimana damai? Ku lihat ia terkapar. Di kejauhan bersama rinai : air mata hingar.
Setapak menuju kotamu. Ku lalui bertapak mengenalimu. Sayang. Kau tak mampu sembuhkan lukaku. Di lekak-lekuk tubuhmu ku sambuti lukaku. Merekah duka baru. Memekar gulana pilu. Ah, haruskah selalu begitu?
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Luka Seorang Perantau |
Remah. Hatiku melemah. Sepi. Seiring waktu memakin sunyi. Duhai, wahai, hai. Tak ada yang mendengar. Dimana damai? Ku lihat ia terkapar. Di kejauhan bersama rinai : air mata hingar.
Setapak menuju kotamu. Ku lalui bertapak mengenalimu. Sayang. Kau tak mampu sembuhkan lukaku. Di lekak-lekuk tubuhmu ku sambuti lukaku. Merekah duka baru. Memekar gulana pilu. Ah, haruskah selalu begitu?
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: