Senja kelana
Pucat engkau di ambang gulita
Mega gulana pekat menyapa
Hadir dari ufuk bahala
Meneriakkan dendam luka yang lama
Aku. Mereka
Dan seribu kepala yang nyaris binasa
Kami termangu di bawah purnama
yang membayang-bayang
yang semu di pintu angan jalang
Pekik protes mayat kutu miskin yang mati hari kemarin
Masih segar meniupkan kutukannya yang bacin
Aku. Mereka
Dan seribu kepala yang kaku di ujung nestapa
Kami bertanya :
"Dimanakah telinga yang mau mendengar kami?"
"Dimanakah mata yang sudi melihat kami?"
"Dimanakah hati yang duli menampung jerit sukma kami?"
Sayang. Alam lengang
Lingkaran beku begitu terjal mengekang
Dan...
Aku. Mereka
Dan seribu kepala yang pasrah
Perlahan tenggelam tanpa cahaya...
Sumber Gambar : Book of Life dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar
Pucat engkau di ambang gulita
Mega gulana pekat menyapa
Hadir dari ufuk bahala
Meneriakkan dendam luka yang lama
Tak Ada yang Memperhatikan Kami |
Dan seribu kepala yang nyaris binasa
Kami termangu di bawah purnama
yang membayang-bayang
yang semu di pintu angan jalang
Pekik protes mayat kutu miskin yang mati hari kemarin
Masih segar meniupkan kutukannya yang bacin
Aku. Mereka
Dan seribu kepala yang kaku di ujung nestapa
Kami bertanya :
"Dimanakah telinga yang mau mendengar kami?"
"Dimanakah mata yang sudi melihat kami?"
"Dimanakah hati yang duli menampung jerit sukma kami?"
Sayang. Alam lengang
Lingkaran beku begitu terjal mengekang
Dan...
Aku. Mereka
Dan seribu kepala yang pasrah
Perlahan tenggelam tanpa cahaya...
Sumber Gambar : Book of Life dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: