Langsung ke konten utama

Di Bawah Tembeliung Hujan

Deras Hujan Melibas
Ku arungi jalan
Sendiri
Di bawah ganas kasarnya tembeliung hujan
Langit Comboran setengah pekat
Mendung gemumpal menambat
Aku nyaris tercekat

Genangan tenggelami hati
Kekacauan seperti kawan
Disapa meskipun datang dan pergi
Wajah-wajah pasrah memandangi dahaga
Bertanya:
Kapan kemarau tiba?

Setapak demi setapak
Ku lalui impian tanpa beranjak
Kuakui: hujan semakin mendahak
Kusadari: kau pun mulai terdesak
Tapi, percayalah!
Cerah menyapa di ujung sana
Kenapa harus menyerah?

Sunyi memikat, menjerat
Hening mengusap ke lubuk jiwa memucat
Aku menepi sejenak
Menengok ke belakang
Mendapati seratus juta orang terbenam tak bisa berenang
Maaf. Aku tak bisa berbuat apa
Karena aku bukan siapa-siapa
Aku hanya bisa mendulang suara
Dan ku pahat menjadi kata
Sayang. Kau tak mendengarnya
Kau tak menyimaknya
Kau tak membacanya!
Maka. Maaf. Ketika kau berjuang di arus derita
Aku tak mampu mencegah
Karena ku sudah mencoba. Dan kau tak suka...

Ku arungi jalan
Sepi. Hanya tubuhku sendiri
Di akhir perjalanan cekam
Tembeliung hujan meredam dan silam
Ku tatapi langit
Dalam hati ku tanya dengan sengit:
Apakah kau guyurkan lagi suatu saat nanti?
Dan bias sang surya
Mengerling meng-iya
Aku diam mendesah...

Catatan: Tembeliung hujan adalah istilah Penulis untuk hujan deras yang disertai angin kencang

Sumber Foto: Okezone.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World