Jalanan Asing |
Sendiri
Dalam dendang jiwa yang bisu
Ku kenang wajahmu
Ku kenang senyummu
Ku kenang tawamu
Menjadi duri di dada...
Ku coba bertahan
Air mata ku simpan
Ku tegarkan pandangan
Matahari ku sapa
Meskipun hatiku enggan menegurnya
Rembulan ku sambangi
Tak sadarkah ia aku mendendam perih?
Cemaraku. Pinus dan rimba yang teduh
Tak adakah pelipur laraku?
Kau yang ku puja
Kau yang ku damba
Dalam setiap larik nada
Ku hembuskan sujud cinta
Mengapa kau alpa?
Kau yang ku cita
Dan kau
Yang menyejukkan asa kemarau
Dalam setiap nafas ku senandungkan kasihku
Begitu jauhkah aku di kenangmu?
Aku tak pernah lelah membayangmu
Namun ku sanggup lagi merindumu
Sesat asmara kaburi mata batinku
Dan ku relakan harga diriku
Tumpah berkeping di kakimu
Silam tersia menjadi kelam...
Biarkan kini
Ku titi langkah perjalanan sepi
Sendiri
Dalam dendang jiwa yang dungu
Ku kenang wajahmu
Ku kenang senyummu
Ku kenang tawamu
Menjadi nanah di dada...
Sumber Gambar : Dokumetasi Pribadi
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: