Berjalan di padang sunyi
Pagi ini. Ketika mendung sembunyi di balik hati
Ringin derita mengurai dihembus angin
Dingin memilin
Jejak hampa berjalin dalam cermin
Semesta sepi. Semesta iri. Semesta dengki
Wahai, dimanakah percik api?
Aku ingin: memanah sang matahari
Membiarkan ia terluka
Dan darahnya berceceran di atas Bumi
Agar: bukan darah adik dan kakak kami yang berbanjiran
Agar: bukan darah ayah-ibu kami bertumbalan
Cukuplah kami berkorban selama ini
Bersujud takluk pada tirani
Dan bersumpah setia pada Iblis berwajah bengis
Haruskah kami melakukannya lagi?
Wahai, Yang Katanya Maha Segala
Dengarlah keluhan kami!
Sediakanlah tangan kami: kekar dan berapi
Agar: bisa kami bakar siapa saja
Yang menggantikanmu di dunia
Menjadi raja dalam gulita
Dengarlah kami!
Dengar!
Ya, dengar!
Pagi ini. Ketika mendung sembunyi di balik hati
Ringin derita mengurai dihembus angin
Dingin memilin
Jejak hampa berjalin dalam cermin
Semesta sepi. Semesta iri. Semesta dengki
Wahai, dimanakah percik api?
Aku ingin: memanah sang matahari
Membiarkan ia terluka
Dan darahnya berceceran di atas Bumi
Agar: bukan darah adik dan kakak kami yang berbanjiran
Agar: bukan darah ayah-ibu kami bertumbalan
Cukuplah kami berkorban selama ini
Bersujud takluk pada tirani
Dan bersumpah setia pada Iblis berwajah bengis
Haruskah kami melakukannya lagi?
Wahai, Yang Katanya Maha Segala
Dengarlah keluhan kami!
Sediakanlah tangan kami: kekar dan berapi
Agar: bisa kami bakar siapa saja
Yang menggantikanmu di dunia
Menjadi raja dalam gulita
Dengarlah kami!
Dengar!
Ya, dengar!
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: