Langsung ke konten utama

Rindu

Tiada Letih Menanti, Mencari!
Menunggu. Ditunggu
Dicari. Mencari
Selalu saja alur kisah semacam itu
Orang terpaku di hening sepi: menanti rembulan menelan sunyi
Orang berlarian ke segala penjuru: mengejar cinta yang tak kunjung tertemu
Maka. Jadilah prosa-prosa
Maka. Jadilah sajak dan irama
Bising di antara rima nafas manusia

Aku dan kamu
Kita sepakat: diam
Hati dan pikiran terlalu gemuruh
Hingga. Sulit bagiku mengucap kata
Hingga. Susah bagimu menyusun nada
Hingga. Senja datang, pergi, dan datang lagi
Kita masih seperti ini: di lingkup bimbang yang lirih

Aku tahu kau rindu menatap hatiku
Pun. Kamu tahu aku mendamba sapa cintamu
Tapi: tak mungkin ku turuti syahwati. Bisik rayu sanubari
Karena. Dunia kita masih menganga dalam jurang petaka
Alam pikiran kita masih terpancang jarak yang luka
Dan. Cambuk takdir menari mengejeki
Bertanya: Kau lawan tembok tirani?

Maka. Kau dan aku
Kita sepakat: menunggu. Mencari
Menjalani dulu kehampaan yang memalu-memaku
Menikmati dulu kegersangan waktu
Barangkali. Suatu saat nanti
Tuhan menggeser takdir. Dan sejarah berbalik mengalir
Ketika itu, mungkin, kau dan aku dapat meramu:
Kehadiran yang kita mau

Jika tak. Ku pahat do'a di ujung langit
Ketika dunia meretak dan sirna dalam Sabda
Dan surga terbuka, neraka menyala-nyala
Ku harap di sana kita berjumpa
Sekalipun lebur dalam belanga siksa
Aku rela. Aku rela
Aku. Rela...
***
Menunggu. Ditunggu
Dicari. Mencari
Selalu saja alur kisah semacam ini
Tuhan. Tak sudikah Engkau memenuhi?

(Kepada Sang Penanti dan Sang Pencari. Waktu dan Jalan pasti berujung. Berjuanglah!)


Sumber Foto: Denny Palace

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San