Langsung ke konten utama

Kemarau

Suhu udara menyakitkan
Menguap panas memangkas awan
Sementara. Angin mengusap punggung
Sedangkan jalanan lacur terpanggang

Kaki-kaki menari garang
Dan lidah terjurai bingung
Rekah
Dimana bunker perlindungan?
Kemana selamatkan badan?

Sementara itu
Api bernyanyi dari kejauhan
Berbaris dahan tinggal debu
Dan rerumputan menyisa kenangan

Sementara itu
Anak burung mencicit ngeri
Beribu sarang menjadi abu
Dan untai berteduh : menyilam galau rindu

Kemarau balau
Kering merekah dinding-dinding hati
Tak ada lagi sepercik jejak di danau
Tak ada lagi partikel tilas di kali
Sepi menjerat
Hening berkerat
Musim ujung di titik karat
Dan. Kita sekarat...

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World