Langsung ke konten utama

Ksatria Senja

(Dan sesungguhnya mereka yang kalah adalah juara. Pemenang atas nafsu sesat mereka sendiri)

Foke Ksatria Fairplay Jejak Manyar
Sang Perwira
Perang asa
Udara panas mereda
Di cakrawala
Burung-burung berarak ke sarang mereka
Dan kau termangu di kursimu
Masih di situ...
***
Ada bisikan dengki
Ada bisikan benci
Tapi. Satu-satu kau tepisi
Ada gumpalan marah
Ada gelora dendam mewabah
Tapi. Sakal dalam hela kau bantah

Matamu tak sanggup berkata
Lidahmu tak mampu meraba
Tanganmu tak bisa menjamah
Keajaiban di awan rekah

Berkali-kali kau coba tabah
Meski. Sejuta kali kekecewaan memanggili
Meski. Sejuta kali kegundahan meneriaki
Berkali-kali kau coba tegar
Hingga. Di suatu detik akumu gempar :
      Aku kalah...
***
Lekat-lekat kau pandangi sisa tahta
Dalam-dalam kau hayati jejak masa
"Pengabdianku sampai di sini"
"Langkahku cukup di sini"

Dan. Perang asa
Udara panas reda
Di cakrawala
Surya merangkak ke sarang beranda
Langit teduh berwarna
Kau. Di antara sorot kamera
Dan di sela kepasrahan yang baka
Salutkan juang kepada juara
Tulus. Tanpa musihat menghunus
***
Perang nuansa
Malam lengkap luna
Kau-
     ksatria senja
     -meraba jalanan sunyi
Menikmati kedamaian yang sepi
Tanpa tunduk dan kultus
Dalam kerelaanmu yang kudus

Hasta la vista, Kawan
Terima kasih atas teladan
Yang kau pampangkan ke muka kami
Dalam sandiwara politik musim ini
Semoga kami bisa lebih bijak lagi
Lebih arif lagi...

Sumber Gambar & Inspirasi : Tempo.co. Metro - Fauzi Bowo : Kokong Kalah, Ini Saat Menyedihkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San