Langsung ke konten utama

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H

Maafkan Saya Ya Kalau Ada Salah Selama Ini! ^^ Jejak Manyar
Alhamdulillah
ALLAHU AKBAR... Allahu akbar... Allahu akbar...
La illaha illallahu allahu akbar...
Allahu akbar wa lillahilham...

Tak terasa Sahabat Manyar, tiba jualah kita semua di hari yang kita nantikan : hari kemenangan, hari kemerdekaan, hari yang fitri. 'Idul Fitri.' Dua kata yang kita sambut kedatangannya dengan berpuasa sebulan penuh di kala Ramadhan, tertib dan rutin menjalankan shalat tarawih, sedekah dengan ikhlas, menunaikan zakat fitrah, dan senantiasa memperbaiki diri serta memerangi hawa nafsu. The day has come, Sahabat Manyar. Perjuangan kita sebulan penuh Allah SWT. berikan ganjaran pada kita di hari ini. Insya Allah kita kembali dijadikan suci sebagaimana seorang bayi yang dilahirkan dari rahim ibunya. Insya Allah dosa-dosa kita yang menggunung telah Allah SWT. hapuskan dari diri kita. Insya Allah segala kebaikan dan ketaatan yang kita jalankan selama Ramadhan Allah SWT. ganjarkan pada kita di hari ini. Subhanallah... Alhamdulillah... La illaha illallahu... Allahu akbar... Allah Maha Suci... Segala puji bagiMu, ya Allah... Tiada tuhan selain Engkau, ya Rabb... Allah, ya Allah, Engkaulah Dzat yang Maha Besar...

Kita harus senantiasa bersyukur karena hari ini Allah SWT. masih memberikan kita umur panjang untuk menikmati keberkahan 1 Syawal 1434 H. Kita juga harus bersyukur telah diberikan kemudahan menjalani ibadah puasa Ramadhan kemarin. Di sekitar kita, barangkali ada saudara-saudara seiman kita yang harus bersusah payah melewati Ramadhan mereka dengan mencari sesuap makan. Sementara kita? Allah SWT. memberikan karunia pada kita untuk membeli seperangkat alat shalat baru, baju baru. Allah SWT. memberikan kita anugerah berkumpul dengan orang-orang tercinta di sekitar kita. Sementara mereka? Barangkali, saat ini, ada saudara-saudara kita yang bertakbir dengan hati yang getir karena tak bisa mudik. Entah karena tidak memiliki biaya. Entah karena kesehatannya terganggu. Atau, entah pula karena mereka harus memenuhi kepentingan dari kita. Petugas penjaga pintu perlintasan rel kereta api. Para sopir-sopir bus antar kota dalam dan antar provinsi. Antar pulau. Pilot-pilot maskapai penerbangan yang merelakan keluarga mereka demi memenuhi kepentingan kita. Dimana rasa syukur kita? Dimana?

Kita harus senantiasa bersyukur, Sahabat Manyar. Hari ini, alhamdulillah jika kita diberikan anugerah sehat sehingga masih bisa menunaikan Shalat Idul Fitri di masjid sekitar kita. Bisa mengenakan baju baru. Bisa silahturahmi kepada tetangga-tetangga dan sanak famili. Tengok sekitar kita! Ada saudara kita yang tebaring sakit. Jangankan memikirkan baju baru. Untuk membeli obat saja mungkin mereka harus berpikir dan memilih beberapa butir obat dari resep dokter yang harus mereka tebus. Atau, sadarkah kita akan saudara-saudara kita di pemakaman umum sekitar kita? Sedang apakah mereka? Pakai baju barukah mereka? Tidak! Sebagian dari mereka dalam keadaan khawatir akan disiksa kembali oleh malaikat setelah Allah SWT. memberikan keringanan akan siksa itu selama bulan Ramadhan. Ya Allah, tiada daya bagi kami mengingkari nikmatMu yang besar ini...

Saya tidak bermaksud merusak kebahagiaan Sahabat Manyar di hari raya ini dengan opini-opini yang memilukan. Tapi saya juga tidak bermaksud membiarkan Sahabat Manyar larut dalam euforia yang semu. Ingat, perjuangan sebenarnya dimulai hari ini. Ya, hari ini sampai bulan Ramadhan yang akan datang. Sudah cukuplah bekal pelatihan iman dan taqwa kita selama bulan Ramadhan?

Sebelum saya menutup artikel di hari yang bahagia ini, mari kita bersyukur atas nikmat Allah SWT. pada diri kita, pada keluarga kita, pada sanak famili kita, pada agama kita, pada bangsa kita, pada negara kita, pada Bumi kita, pada alam semesta kita, dan pada segala hal yang masih bisa kita rasakan keberadaan dan kenikmatannya saat ini. Segala yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Segala yang datang pasti akan pergi. Syukurilah kebahagiaan yang datang dan ikhlaskanlah sebagian dari kebahagiaan itu yang pergi. Mari kita perbanyak bertasbih kepada Allah SWT. Bersedekahlah pada kaum dhuafa yang mencari sedikit kebahagiaan di Idul Fitri ini. Terlalu kikirkah kita untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka?

Akhirul kalam, Selamat hari raya Idul Fitri 1434 H. Semoga Allah SWT. senantiasa menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan. Semoga Allah SWT. mensucikan diri kita dan semoga Allah SWT. menjadikan kita sebagai golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat... Ja'alanallahu minal a'idin wal faidzin, taqabbalallahu minna wa minkum... Aamiin...

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

*READ MORE PLEASE :
  1. Buat yang belum tahu artikel edisi Jum'at Ramadhan, silahkan klik link berikut ini : 1) Hari-Hari Yang Mulia - Jum'at Pertama Ramadhan 1434 H, 2) Puasa-Tarawih dan Solidaritas Sosial - Jum'at Kedua Ramadhan 1434 H, 3) "Jebakan" di Bulan Ramadhan - Jum'at Ketiga Ramadhan 1434 H, dan 4) Mengisi Detik-Detik Perginya Ramadhan - Jum'at Terakhir Ramadhan 1434 H.
  2. Silahkan cek label RAMADHAN untuk membaca artikel seputar bulan Ramadhan, label ISLAM untuk artikel terkait seputar Islam, dan label SYAWAL untuk membaca artikel seputar bulan Syawal. Selamat membaca! ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World