Langsung ke konten utama

\(‾▿‾\) Sumpah Pemuda & Ultah Ayah Tercinta (/‾▿‾)/

PERSIS hari ini ada dua momen paling berkesan buat saya. Yap. 28 Oktober. Pertama, 84 tahun sudah pemuda Indonesia menunjukkan eksistensinya setelah Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 yang lalu. Tonggak perjuangan masuk ke generasi muda dengan sosok-sosok penuh bakat yang bisa kita kenang hadirnya sampai saat ini. Antara lain, W.R. Soepratman.

Kedua, ini hari yang bersejarah buat Bapak saya khususnya. Tepat hari ini beliau genap berumur setengah abad! Ya. Beliau hari ini berusia 50 tahun. Alhamdulillah ya Allah Engkau memberikan umur panjang bagi beliau... ヾ(●⌒∇⌒●)ノ Semoga Engkau tetap memberikan dan menjaga beliau—dan Ibu hamba—dalam usia yang panjang dan senantiasa memberikan penjagaanMu kepada mereka berdua. Aamiin...v(。◕‿◕。)v
***
Ultah Ayah Tercinta & Sumpah Pemuda Jejak Manyar
My Father & I
Ngomongin soal orang tua, khusus untuk saat ini tentang Bapak, nggak ada habis-habisnya. 21 tahun kehidupan saya nggak akan selesai menceritakan kehidupan Bapak dengan berbagai pasang surutnya. Anak pertama—It's me—menjadi "kelinci percobaan" dalam setiap rumah tangga baru. Saya merasakan setiap tahap pertumbuhan keluarga saya. Benar-benar meniti tangga kehidupan. From the earth up to the sky. Itu ungkapan yang cukup menggambarkan dinamika keluarga saya. Dan Bapak saya menjadi tokoh utama dalam pembahasan kali ini.

Sebagai sosok ayah, Bapak memiliki kenangan sendiri dalam diri saya. Banyak kisah di masa kecil yang nggak bisa saya lupakan. Baik yang pahit, apalagi yang manis. Masa-masa keburaman "begitu indah" jika dikenang saat ini. Transformasi. Pancaroba sikap manusia. Saya nggak pernah berpikir jika Bapak di masa lalu bisa menjadi sosok Bapak di hari ini. But, it's human changes and I'm pride to him! ôヮô

Saya nggak mau cerita sedikit ketidakenakan di masa lalu. Toh, itu masa lalu dan hal itu jauh berubah saat ini. Masa lalu dengan Bapak yang akan saya ceritakan adalah saat-saat yang excited dalam artian full of adventure. Hobi keluyuran saya saat ini harus diakui adalah "ulah" Bapak yang sering mengajak saya kelayapan. Samar-samar di ingatan saya waktu umur kurang dari 6 tahun, ada adegan-adegan travelling yang memorable. Bersama Bapak dan Ibu. Saat malam menunggang andong ke alun-alun sekedar menikmati malam minggu tanpa sepeda motor, nonton bioskop mengajak sepupu, ke Pasir Putih naek kereta, melihat burung di Gumitir. Semua itu seperti kilasan di kepala saya.

Satu-satunya perjalanan sejak kecil yang melekat di kepala saya adalah kunjungan tiap bulan saya bersama keluarga ke Sumber Wringin untuk menyetorkan cicilan rumah pada si empunya yang menjual rumah itu pada Bapak. Itu pun gara-gara sampai saya SD pun kunjungan itu tetap berlangsung dan saya hampir selalu ikut.

Petualangan lainnya adalah perjalanan dengan Bapak dalam rangka tugas sebagai advokat. Mengunjugi rumah klien dari sekitar Tenggarang hingga di Sempol, Kawah Ijen. Mulai kemarau hingga penghujan. Saya nggak mungkin lupa semua itu. Atau perjalanan sinting mendaki bebukitan tandus salah satu desa di selatan Kantor Kecamatan Botolinggo. Momen-momen itu yang mendorong saya kuliah di Fakultas Hukum. Supaya bisa jadi pengacara dan travel terus kayak gitu setiap hari. Hahaha... Itu dulu.

Selain perjalanan dalam rangka tugas, saya dan Bapak sering melakukan perjalanan wisata. Bapak suka menyebutnya, touring. Banyak tempat wisata yang kami jelajahi berdua. Bande Alit dengan jalannya yang rusak parah#Dan itu kesalahan saya merajuk ingin ke sana (ಠ_ರೃ)#, Papuma dengan keelokannya, Sukamade yang tak selesai tapi berhasil menyapa Tanah Merah dan Lampon. Sekali naek Ijen dan pulang sore hari hingga ditegur Ibu. Hehehe...

Ada juga perjalanan bertiga dengan adik saya muter Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi-Gumitir-Bondowoso denga satu motor! Gila! Hahahaha... Atau singgah ke Tancak Kembar yang werit. Itu semua sudah kami lalui.

Belum terhitung juga perjalanan cinta Bapak dengan mengantar saya berkali-kali ke Surabaya untuk berbagai keperluan. Mulai dari pendaftaran STIS, STAN. Tes yang berkali-kali. Untuk kedua kalinya saat itu saya melihat wajah Kota Sidoarjo dan Surabaya dengan kebisingan yang tak saya suka. Pertama kali saya ke Surabaya waktu SD ketika bulan puasa ikut Bapak sidang di Pengadilan Negeri Surabaya Jalan Arjuno. Perjalanan itu membuat saya yakin bahwa kota saya tetap paling nyaman sebagai kampung halaman.

Ada banyak hal yang sudah Bapak lakukan untuk saya. Selain persoalan tanggung jawab sebagai ayah kepada anak, pemahaman karakter dan pengorbanan untuk saya tidak akan pernah bisa saya lupakan. Selain "konspirasi" dengan Ibu, Bapak merelakan waktu istirahatnya hilang "hanya" untuk menghilangkan kebosanan saya dengan travel menyambangi tempat-tempat tertentu yang belum pernah dikunjungi atau seperti biasa : menghabiskan waktu di Gumitir. Tempat yang paling digemari Bapak. Itulah Bapak.

Nobody's perfect. Begitu pula dengan Bapak. Tapi, menurut saya, beliaulah ayah paling sempurna yang ada di dunia. Entah jika ayah saya bukan beliau, apakah mungkin saya merasakan kenikmatan hidup dan kenangan indah seperti saat ini?

Ada banyak kekurangan dan kesalahan yang pernah saya lakukan terhadap Bapak, dengan sadar maupun tidak. Tapi, saya mencoba memperbaiki itu. Dan di ulang tahun Bapak yang ke-50 tahun ini, saya mencoba to be the proudly son. I'll try to do the best thing that I can. Those're only for him and my mother, absolutely.

Finally,
Selamat Ulang Tahun, Bapak... Semoga Selalu Dalam Limpahan Rahmat Allah swt. Aamiin.
(ˇʃƪˇ)(ˇʃƪˇ)(ˇʃƪˇ)
Sumpah Pemuda & Ultah Ayah Tercinta Jejak Manyar
Baktiku Untukmu
NB : Mungkin aneh baca artikel ini tanpa tahu siapa nama Bapak saya. Sengaja saya bikin gitu untuk kepentingan privasi yang bersangkutan.

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World