Langsung ke konten utama

Tak Ada Yang Berubah... (Tetap Sama)

Tak Ada Yang Berubah Jejak Manyar
Setapak Cinta
Aku melihat mereka : tetap sama
Bergenggam tangan
Meniti setapak menyusuri hutan
Siulan burung-burung,
Canda wanara dan rusa
Menjadi musik setiap pijakan langkah
Tak ada yang berubah...

Aku melihat mereka : tetap sama
Berlepas senyum,
Sesekali tawa renyah meledak ranum
Pancaran rasa bak sunggingan surya
Menerobos kepekatan pagi
Menjelang hadir sang matahari
Tak ada yang berubah...

Seribu orang berkata :
     "Mereka sesat dalam laku"
Seribu orang lainnya berkata :
     "Mereka taat dari nafsu"
Namun,
Tak ada yang berubah...

Suara memang semerdu surga
Meski acap setajam neraka
Mereka enggan peduli
Mereka enggan!
Memahat tali asmara dalam dada
Dan menyusun bongkahan kayu bahtera
Jauh membuat bahagia
Daripada menyulap dengki menjadi caci
Akankah berubah?
Tak!

Dan aku melihat mereka : tak ada yang berubah
Ketika senja menjingga
Dan purnama mengintip di ufuk raya
Sandaran dagu di bahu
Antarkan mereka
Teduh dalam pancaroba

Tatkala hari lengkap malam
Tak ada yang berubah
Mereka bersatu dengan rimba
Dendangkan kidung cinta
Sembari melabuhkan gelora
Dalam kanvas renjana yang mesra
Dan tak ada yang berubah
Tetap sama...

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San