Langsung ke konten utama

Rumput Liar

Rumput Liar Jejak Manyar
Tegak Terinjak
Dan rumput-rumput liar menyebar. Menjadi wabah. Memenuhi seluruh pekarangan depan rumah. Cangkul dan arit, seember air di bawah langit. Berharap sanggup melawan terjang di kembang jalang.

Dan. Benar. Tak butuh lama membuat mereka kapar. Dengan sabitan dan rengkuhan, mereka bergelimpangan. Menjadi sejarah di kotak sampah.

Dan bunga-bunga seruni bermekaran. Melati kuncup, mawar merekahan. Memadukan wangi seribu puji. Melemparkan sapa sehangat janji. Mereka bebas menari. Memanah sepi. Menyapa matahari. Atau sekedar menikmati lenggang awan yang putih. Tanpa bayang-bayang cemar mengotori : si rumput liar.
***
 Tapi. Mataku seakan teriak. Suaraku seakan melonjak. Sinar esok menyapa kembali. Di ujung kaki, rumput-rumput itu kembali lagi. Tumbuh mengapiti kembang pesona. Rimbun menindasi kuncup gairah. Angin menggoyang mereka. Waktu menghentak laju mereka. Dan, mereka semakin tumbuh. Tumbuh. Tumbuh. Dan, tumbuh! Tiba-tiba saja menjalari kakiku. Tiba-tiba saja...

Dan selanjutnya, tak pernah ada yang tahu. Tak juga kamu. Tak juga aku. Tak juga sajak yang terkenang di mukamu. Rumput liar menjadi legenda. Di telinga anak-anakku, cucu-cicitku, menjadi lukisan yang gempar. Menjadi dongengan menghapus lapar.

Dan bunga-bunga yang merebak, dimanakah mereka terserak?

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San