Kita sudah seharusnya berpasrah diri
lalu berkumpul di lingkaran diksi
dan bertukar tanda baca
koma demi koma
hingga tiba di titik jua
Toh banyak merangkai kata tak terbaca juga
oleh mata yang lelah begadang dalam amarah
dan sibuk bertanya:
Tuhan, salah kami apa?
Sudahlah, kita berkumpul saja begini
Kau, aku, dan dia dan mereka
-dan entah siapa lagi nantinya-
kita mulai menulis wasiat keramat
Kita simpan itu amanat
pada reranting batang langsat kawat
Barangkali suatu kali angin lewat
dan pandemi ini tamat,
maka pesan purba kita terbaca
entah oleh ahli warismu, ahli warisku,
atau ahli warisnya
atau ahli waris mereka
atau entah ahli waris siapapun jua
bahwa telah mati meninggalkan puisi
seratus ribu batalyon pemimpi
yang berharap bernyawa lagi
jika pandemi pergi
Ah, pun jika tidak setidaknya mereka tak sedungu ini
merajut mimpi
ketimbang memilih pergi
Cilegon, 13 September 2020
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: