Dulu, setiap malam begini,
aku selalu dipaksa membelalakkan mata
di depan layar kaca
untuk berjam-jam lamanya
Apalagi jika bukan menyaksikan lagi
reka drama sejarah bangsa
yang mulai dipertanyakan lagi
siapa yang bertanggung jawab di balik darah mereka semua
Dulu, setiap malam begini,
Bapak dan Ibu memaksa aku yang belum tahu
berapa satu ditambah satu
dan mengapa mendung itu kelabu
untuk menonton lagi, lagi,
dan berkali-kali
propaganda yang paling jeri
Mengalahkan iklan paling jeli
Dulu, setiap malam begini,
orang-orang mulai berdongeng lagi
bagaimana perwira-perwira itu dihabisi
dengan lelucon yang tak kutemui
bahkan dalam lautan puisi
Soal silet-menyilet
atau perkara orgy tak bersinglet:
segalanya begitu obsolet
Aku bertanya pada paklikku
dimana pujangga pengarang kisah itu bisa kutemui
Kepalaku malah dijotosi
Kini, setiap malam begini,
aku mulai duduk menepi
Di pojokan paling misteri
di sudut yang tak diketahui,
kutinggalkan istri yang sudah kubuai ke dalam mimpi
Lantas aku mulai menemui istriku lainnya
bernama Rima dan Dik Iksi
Kami bertiga lantas mulai bertakziah
ke dalam puisi
dan menemui lagi
seratus juta manusia tak berdosa
yang mulutnya dilapukkan sejarah
dan matanya diremukkan amarah
dan seluruh tubuhnya diamukkan gelisah
sebuah rezim yang membuatku muntah
Cilegon, 13 September 2020
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: