Langsung ke konten utama

Kekalahanku

Kekalahanku Karya Anggarian Aras Andisetya Jejak Jejak Manyar tentang putus cinta patah hati dan kedukaan akibat kehilangan kekasih lainnya

Tak ada yang pantas kusisakan dariku
Pun yang akan kautinggalkan padaku

memenangkan pertarungan di hatimu

Telah habis segala usahaku
dalam tujuh turunan dan tujuh pendakian
di belukar hutan jiwamu
Sesat. Tersesat
Sendat. Kakiku berkarat dan kubiarkan mengarat
Tak ada yang kumiliki bahkan untuk mengenali hari apa ini
yang mengirimkan cermin kekalahanku berkali-kali

seperti kauingatkan berhari-hari setelah pertemuan lalu

Maka kau tak perlu lagi membekaskan apapun tentang aku
seperti aku tak akan perlu lagi menilaskan apapun tentang kamu
Tak perlu candi atau prasasti
Tak perlu puisi perpisahan atau ucapan melankoli
Kita cukup saling berjanji
untuk tidak menengok punggung
atau sebatas merenung
mengapa punggung kita saling menjauhi

Kita cukup saling mengerti
bahwa tak ada yang harus ditangisi
dari kekalahan yang mesti kumaklumi ini

Kumohon kau bantu aku mengerti

Cilegon, 06 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World