Langsung ke konten utama

Ada Siapa Di Punggung Kita?

Aku merasa
ada sesuatu di punggungmu
dan punggungku. Sesuatu yang
membuat bahu memikul dan tulang
belakang terpukul-pukul,
sedangkan kita bukan tukang pikul
yang terbiasa dipukul-pukul
oleh jarum jam, pentul menit,
atau pendulum detik
Kita hanya manusia yang biasa pelik

Aku merasa
sungguh ada sesuatu
di punggungmu dan punggungku.
Sesuatu itu sesekali merayap di kepala
lalu singgah di daun telinga lalu rebah di antara
logika dan rasa. Ya, rasa yang wabah oleh katanya
atau sepertinya. Lantas kita menjadi kuli kebun-kebun Deli
yang diingat sebagai alas kaki jongos kompeni
atau mungkin priyayi berkasut kulit sapi
yang bersolek menjadi sang maharaja
senyatanya budak paling nyata

Aku merasa
tidak ayal lagi ada
sesuatu di punggung kita
yang tiba-tiba ia bertangan
lalu berkaki lalu berlidah lalu
bergetah lalu berludah atau bersperma.
Basah yang dibuatnya begitu amat perkasa
melahirkan jarak dan jejak yang jamak
membuat kita semakin tampak
menjadi pengembara tamak
yang ingin gapai puncak
dan enggan pada tanjak

Ya, aku merasa
ada sesuatu di punggung kita
Jangan bilang kau tak merasakannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World