Tuhan Masih Ada |
Ketika nyanyian culas memenuhi dinding kota
Dan serigala-serigala serakah
Merobek jantung bumi dengan lalimnya
Taring-taring menyeringai sisa bulan
Dan kuku-kuku tajam
Merontokkan jejak-jejak jalan
Murka menanti gerhana
Tak akan guna panasnya peluru
Apalagi runcingnya potongan bambu
Tak pernah guna semangat bongkar
Apalagi keluhan di tengar kapar
Hanya menunggu halilintar
Turun, di ujung kaki kilas menyambar
Ketika otakmu yang penuh ragu meleleh
Dan api harapan redup tak lagi mengoceh
Sebiji atom iman
Melesat ke titik cerah
Ada sekuncup jalan yang belum diujicobakan
Wajahmu mulai tengadah
Dan tanganmu coba menyapu angkasa
Tak kau hiraukan ledek mega hitam yang hampir hujan
Dan kangkangan tirani yang muram dan mendendam
Kau terus tengadah
Kau terus berdo'a
Kau terus pasrah
Kau terus percaya
Terus...
Segurat fajar timur raya
Mengusir gulita menjadi warna
Setan-setan berjejalan mencari kakus
Bersembunyi bagai kawanan tikus
Kita mulai berani tersenyum
Sementara mimik mereka patah dan alum
Semakin mereka berlari
Mentari semakin tinggi
Ketika tak ada lagi celah tuk dihinggapi
Mulut-mulut mereka terbuka
Mata-mata mereka pecah
Seketika
Seketika
Saat itu juga...
Hari lengkap senja
Malam kembali tiba
Kini tak perlu lagi kita gentar
pada bayangan busuk yang mengejar
SosokNya mengintai bagai pendar
Jika kepinding-kepinding itu kembali dan menebar
Ingatlah Titik yang Pijar
Jalanku seketika binar
Di damba sang fajar
Sumber Gambar: KuFoto.com
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: