Aku mengurung molek tubuhmu
di antara tangkup tangan kotorku
Di antara jingkat kakiku,
aku memenjarakan kamu bersama keingintahuanku :
mengapa api disematkan jadi namamu?
Sebelas menit, sebelas detik
pada sebelas jam yang lalu aku ingat-ingat
bagaimana percakapan kita liat dan jilat
Yang kuingat saat itu gerimis tiba-tiba mampir
lalu dingin hadir
lalu kamu mlipir dari kegelapan paling sumir
Sebelas menit, sebelas detik
pada sebelas jam yang lalu aku teringat
pertanyaan pertama yang mencuat :
mengapa api dijulukkan sebagai kamu?
Lama setelah itu aku meninggalkan kamu
Bersiul-siul, aku bernyanyi berharap nadaku makbul
memanggil rindu yang menjadi salju
saking lamanya tak pernah disentuh
Tiba-tiba, salju!
Aku ingat salju yang membekukan rindu
(atau rindu yang sebeku salju?)
dan membuatku teringat padamu
Lekas-lekas aku bergegas
begitu beringas tancap gas
ke sudut dimana terakhir tadi kau kulepas
'Mengapa api disematkan jadi namamu?'
'Mengapa api dijulukkan sebagai kamu?'
'Mengapa api disematkan jadi namamu?'
'Mengapa api dijulukkan sebagai kamu?'
dan mengapa aku membiarkan kamu seperti itu?
Pertanyaanku buntu di depan kamu
dan sebongkah rindu saljuku
yang mencair, berair
lalu mengalir ke selokan depan pintu
sebuah mushala paling biru
Di situ rinduku sembuh dan api yang kuburu
mencumbunya begitu riuh
'Mengapa kamu disebut pemburu
jika tak bisa tahu apa yang sejatinya kamu inginkan itu?'
tanya api dan rinduku lalu bercumbu
lalu berlalu
Tinggal aku kembali dengan gerimis yang mampir
dan dingin yang kembali hadir
di antara tangkup tangan kotorku
Di antara jingkat kakiku,
aku memenjarakan kamu bersama keingintahuanku :
mengapa api disematkan jadi namamu?
Sebelas menit, sebelas detik
pada sebelas jam yang lalu aku ingat-ingat
bagaimana percakapan kita liat dan jilat
Yang kuingat saat itu gerimis tiba-tiba mampir
lalu dingin hadir
lalu kamu mlipir dari kegelapan paling sumir
Sebelas menit, sebelas detik
pada sebelas jam yang lalu aku teringat
pertanyaan pertama yang mencuat :
mengapa api dijulukkan sebagai kamu?
Lama setelah itu aku meninggalkan kamu
Bersiul-siul, aku bernyanyi berharap nadaku makbul
memanggil rindu yang menjadi salju
saking lamanya tak pernah disentuh
Tiba-tiba, salju!
Aku ingat salju yang membekukan rindu
(atau rindu yang sebeku salju?)
dan membuatku teringat padamu
Lekas-lekas aku bergegas
begitu beringas tancap gas
ke sudut dimana terakhir tadi kau kulepas
'Mengapa api disematkan jadi namamu?'
'Mengapa api dijulukkan sebagai kamu?'
'Mengapa api disematkan jadi namamu?'
'Mengapa api dijulukkan sebagai kamu?'
dan mengapa aku membiarkan kamu seperti itu?
Pertanyaanku buntu di depan kamu
dan sebongkah rindu saljuku
yang mencair, berair
lalu mengalir ke selokan depan pintu
sebuah mushala paling biru
Di situ rinduku sembuh dan api yang kuburu
mencumbunya begitu riuh
'Mengapa kamu disebut pemburu
jika tak bisa tahu apa yang sejatinya kamu inginkan itu?'
tanya api dan rinduku lalu bercumbu
lalu berlalu
Tinggal aku kembali dengan gerimis yang mampir
dan dingin yang kembali hadir
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: