Langsung ke konten utama

Mencari Riwayat

Seorang penyidik, konon dari kalangan terdidik,
sibuk mendelik halaman sambil bergidik
Jarinya menekan tuts papan ketik komputer meja
seperti menanda ajal seseorang makin dekat saja

'Hei! Sudah dapat riwayatnya?'
'Belum, Kapten! Tanggung mau habiskan ini ramen.'
'Huuu! Asu.'

Ia sang penyidik, yang notabene makin mendelik,
kini tampak kian bergidik
Laman demi laman tak ia dapatkan jawaban
tentang kapan sejarah itu dihilangkan
dan dongeng itu dimuat dan disebarluaskan
Laman demi laman makin tak memuaskan
Ia buka laman pencarian dan ketikkan keyword yang diyakinkan
AWAL MULA DUSTA ADA
Tekan enter dan beeeeeer
Kosong! Tak ada situs disarankan

'Hei! Buruan temukan riwayat yang kita butuhkan!'
'Bentar, Kapten! Sekarang waktunya nenen.'
'Aduh, jancuk!'

Ia penyidik paling mbethik, yang katanya paling baik,
beranjak ke mesin ketik
Dipasangnya selembar kertas, ditatanya pita dengan pas,
lalu jari menari seperti Pram membangun Rumah Kaca
Ditulisnya dengan segera
Permohonan Pengunduran Diri
sebab tak tahan dirinya lagi
mencari sunyi yang sengaja dibiarkan sembunyi
Atau dijadikan sembunyi?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San