Aku dengar dengusmu
di antara batu-batu pinggiran jalanmu
Di pikuk kikuk laku sekelilingmu,
merayap cerita darimu,
bahkan dari sela-sela kuku kakimu
yang bisu dan lesu,
menyapa pagi yang selalu mengganggu
semu malammu
Pekuburan itu seperti mengamatimu;
mengambil tempat di sela detik ajalmu
yang ditalqin pada senggang waktu
Pagar-pagar makam itu menyatu
dengan seribu satu pertanyaan kelabu :
"Berapa tahun lagi jasadmu utuh? "
Tak ada jawaban dari lampu merah di persimpanganmu situ
Seorang bapak penjaja tisu
mengelap peluh dengan belacu
Kamu menyelinap di sendu kalbu
Kamu mengendap di dasar isakmu
Di balik telinga bapak penjaja tisu,
yang bergegas lalu dikunyah waktu,
kau cetuskan peluru dari gerammu
ke dahi pejalan kaki
yang terhalang polusi
yang tak tertilang oleh jutaan polisi
Di balik telinga si bapak penjaja tisu,
yang mengabu di pemulasaran mimpi lalu,
kau letupkan nuklir dari jengahmu
ke lubang hidung pengemudi
yang terpalang deviasi
peta serba bisa dalam ponsel-ponsel celaka
yang serba dusta dalam kodratnya :
mengitarkan mereka berputar di labirin kota
Di balik daki dia sang bapak penjaja tisu
adakah kau masih tegap
saat cicit anak cucuku menyergap?
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: