: Teresa from Calcuta
Malam teramat panjang, Sayang
Mengapa begitu panjang dirimu bertualang?
Tidak dulikah engkau pada ranjang
yang merindukan dirimu berbaring dengan tenang?
Senyum purnama dari rimba kota
menjelma matahari di ubun benua
Ya, bungamu, Sayang
dan dataran yang memandang sebelah mata
pada nyanyian lambung dan senandung dahaga yang mendung
Kelopak bungamu memancing kumbang
dan kupu bertandang
Kalian berbincang lalu tiba-tiba menjadi terang
Seakan purnama melipat ganda dan gelap seketika sirna
Se-a-kan
Hampir pagi
Fajar menjelang sesaat lagi
Musim semi. Musim sunyi
Angin berlari membawamu menepi
Wajahmu tua, Sayang
Wajahmu lelah
Kemarilah, Sayang
Ini ranjang sudah berdentang
Ini jarum jam sudah berdendang
Hampir pagi, Sayang
Fajar menjelang sesaat lagi
Kemari
Mari hadir di dalam puisi
Maka kau abadi
Maka kau lestari
Meski bau kakimu sudah tak tercium lagi
dan dataran yang memandang sebelah mata
pada nyanyian lambung dan senandung dahaga yang mendung
Kelopak bungamu memancing kumbang
dan kupu bertandang
Kalian berbincang lalu tiba-tiba menjadi terang
Seakan purnama melipat ganda dan gelap seketika sirna
Se-a-kan
Hampir pagi
Fajar menjelang sesaat lagi
Musim semi. Musim sunyi
Angin berlari membawamu menepi
Wajahmu tua, Sayang
Wajahmu lelah
Kemarilah, Sayang
Ini ranjang sudah berdentang
Ini jarum jam sudah berdendang
Hampir pagi, Sayang
Fajar menjelang sesaat lagi
Kemari
Mari hadir di dalam puisi
Maka kau abadi
Maka kau lestari
Meski bau kakimu sudah tak tercium lagi
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: