Memandang langit
Nyeri. Perih
Ku tahan sendiri
Ada nafas menggeliat ke udara
Ada duka
Melesak, menerjang ke jiwa
Ada air mata temurun tanpa kata
Wahai...
Dimanakah obatnya?
Langgam nyanyian merdeka
Sayup-sayup meredup dan kuncup
Aku tak merasakan nestapa
Selain iba. Selain luka
Selain tanda tanya 'apa' dan 'mengapa'
Aku tak merasakan dendam
Selain pelukan cekam
Menjadi phobia di relung gundah gulana
Kau tak bisa menyiratkan makna
Karena kau limbung : lupa pijak hatimu yang agung
Kau takkan bisa menyuratkan amuk murka
Karena kau masih percaya : cahaya akan tiba
Ternyata?
***
Bangkai-bangkai mimpi
Memuing bingkai-bingkai harapan dan janji
Langkah gontai
Ke gurun asing kau terkulai
Bertarung mencari damai
Bersinggung melawan larai
Wahai...
Masih kekalkah asa?
*Didedikasikan kepada para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Hari Rabu, 9 Mei 2012. Semoga diberi keselamatan oleh Allah swt.
Sumber Gambar : Anarchy Blog - Ketika Pria Menjadi Matahari
Nyeri. Perih
Ku tahan sendiri
Sinar Tanya |
Ada duka
Melesak, menerjang ke jiwa
Ada air mata temurun tanpa kata
Wahai...
Dimanakah obatnya?
Langgam nyanyian merdeka
Sayup-sayup meredup dan kuncup
Aku tak merasakan nestapa
Selain iba. Selain luka
Selain tanda tanya 'apa' dan 'mengapa'
Aku tak merasakan dendam
Selain pelukan cekam
Menjadi phobia di relung gundah gulana
Kau tak bisa menyiratkan makna
Karena kau limbung : lupa pijak hatimu yang agung
Kau takkan bisa menyuratkan amuk murka
Karena kau masih percaya : cahaya akan tiba
Ternyata?
***
Bangkai-bangkai mimpi
Memuing bingkai-bingkai harapan dan janji
Langkah gontai
Ke gurun asing kau terkulai
Bertarung mencari damai
Bersinggung melawan larai
Wahai...
Masih kekalkah asa?
*Didedikasikan kepada para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Hari Rabu, 9 Mei 2012. Semoga diberi keselamatan oleh Allah swt.
Sumber Gambar : Anarchy Blog - Ketika Pria Menjadi Matahari
Masih kekalkah asa?
BalasHapusEntahlah,
Well, tulisanmu bagus :)
Makasih banyak nih \o/
Hapus