(Memandang ke belakang)
Kicauan masa lalu
Benturkan aku dalam sesalan panjang
Angin meradang
Burung-burung enggan terbang
Gunung : mengapa kau murung?
Surya : malaskah kau sinari dunia?
Ini dosaku. Ini karmaku
Mengapa kau yang pilu?
Mengapa kau yang kelabu?
Biarkan ku tanggung jalangku
Dalam sepi. Dalam sunyi yang pekat dan mati
Biarkan. Biarkan ku bawa sendiri
Racun cinta yang ku tabur sembaur
Ia masuki darahku
Ia jangkiti hatiku
Sebagaimana aku
Jangkitkan ia pada sejuta rindu
Yang memuja kasih abadiku
Oh, Langit
Oh, Jerit
Kemana harus ku tumbalkan darahku
demi tebus tangisan sang bunga-bunga?
Kemana musti ku tumpaskan nafasku
demi redanya ratap kuncup yang bisu?
Kemana...?
Kemana...?!
Oh, Kemana?!!
Aku memandang ke belakang
Selaksa mata menukik
Dan sejuta tangan hendak mencabik
Aku pasrah
Aku pasrah
Ku pasrah...
Sumber Gambar : Cahya Firdaus - ketika lelaki menangis
![]() |
Menanggung Sesal |
Benturkan aku dalam sesalan panjang
Angin meradang
Burung-burung enggan terbang
Gunung : mengapa kau murung?
Surya : malaskah kau sinari dunia?
Ini dosaku. Ini karmaku
Mengapa kau yang pilu?
Mengapa kau yang kelabu?
Biarkan ku tanggung jalangku
Dalam sepi. Dalam sunyi yang pekat dan mati
Biarkan. Biarkan ku bawa sendiri
Racun cinta yang ku tabur sembaur
Ia masuki darahku
Ia jangkiti hatiku
Sebagaimana aku
Jangkitkan ia pada sejuta rindu
Yang memuja kasih abadiku
Oh, Langit
Oh, Jerit
Kemana harus ku tumbalkan darahku
demi tebus tangisan sang bunga-bunga?
Kemana musti ku tumpaskan nafasku
demi redanya ratap kuncup yang bisu?
Kemana...?
Kemana...?!
Oh, Kemana?!!
Aku memandang ke belakang
Selaksa mata menukik
Dan sejuta tangan hendak mencabik
Aku pasrah
Aku pasrah
Ku pasrah...
Sumber Gambar : Cahya Firdaus - ketika lelaki menangis
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: