Langsung ke konten utama

Renggang : Tentang Sebuah Hubungan

SETIAP pasangan, entah pertemanan biasa, pacaran, bahkan dalam hubungan antara suami dan istri, pastilah ada saat dimana pasang surut itu terjadi. Tidak mungkin hidup manusia penuh dengan tawa, dan tak mungkin pula kehidupan ini penuh dengan derita. Ada saat kita tertawa. Ada pula saat kita menangis. It's so naturally. Everyone feel it, absolutely.

Kepingan Cinta = Bencana!
Jika kamu mengalami hal semacam itu, saat ini dan bersama pasanganmu, tenangkanlah hatimu! That's the important thing that you must gonna do right now. Tidak mungkin seseorang sanggup melihat titik harapan ketika hatinya sibuk dengan pikiran ini dan itu, dengan masalah sana dan sini. Kosongkan! Tarik nafas... hembuskan! Tarik nafas... hembuskan! Lakukan sebanyak mungkin dan sesering mungkin. Buang emosi, lempar kemarahan bersama-sama dengan hembusan nafas kalian. Perlahan. Perlahan... Perlahan...

Ringankan beban...

Lepaskan beban...

Lupakan beban...

Jangan biarkan saat-saat kritis bersama pasangan menjadikan jalan bagi kehancuran hubungan kalian. Ini hanya "permainan." Kenapa harus di"mati"kan? Jalanilah! Jalani dengan penuh keyakinan. Jangan biarkan nila setitik menjadi kehancuran susu sebelanga. Jangan biarkan ego sesaat menghapus sejuta kenangan manis antara kalian dan pasangan kalian. Terlalu mahal, sungguh! Terlalu mahal mengorbankan kebahagiaan yang kalian susun "hanya" karena masalah seperseribu ujung kuku. Penyesalan selalu datang di belakang dan ia takkan sanggup memberikan apapun kecuali tangisan. So, sebelum terlambat, Renungkan semuanya secara matang! Break is not a way to be break. Masalah harus diatasi dengan bicara dan mengenyahkan masalah itu dengan kesalingmengertian dan kesalingpahaman. Pisah, putus, cerai. I think it's the worst words in the universe. Jangan pernah berpikir untuk memutuskan hubungan jika ada masalah. Serumit apapun itu. Jika bisa diselesaikan dengan baik, mengapa harus diselesaikan dengan 'baik'?

So, before I let you think alone about it, saya hanya mau menegaskan : Tuhan tidak pernah salah menakdirkan sesuatu. Dia sudah punya rencana yang indah. Kegagalan dan kehancuran itu milik kita karena Tuhan tak pernah menyukai kehancuran, kecuali kita yang memintanya pada Tuhan. Lantas, masih perlukah kita mengatakan 'break', 'pisah', 'putus', atau 'cerai' pada pasangan kita?


Catatan :
Didedikasikan buat semua orang di dunia yang sedang bermasalah dengan hubungan mereka. Positive thinking first and the world will change be positive than.

Sumber Gambar : Aurora - Dipecahkan untuk Dipugar Dengan Lebih Baik...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San