ORANG memang berbeda-beda. Ada yang ekstrovert, ada yang introvert. Yang satu nyuruh kita terbuka, sedangkan kita lebih suka tertutup. Lain lagi. Ada yang minta kita tertutup padahal jelas-jelas kepribadian kita terbuka. Orang men-judge orang terbuka dan mengutuk orang tertutup. Pilih mana? Terbuka? Tertutup?
Gimana kalo shif-shifan aja? Seminggu terbuka, seminggu lagi tertutup. Wehehehehe... ٩(͡๏̮͡๏)۶
Kita hidup dikelilingi orang-orang yang beraneka ragam : jenis kelamin, ras, selera, cara pandang, style, haluan politik, agama. De el el. Juga kita dikerumuni orang-orang dengan pola sikap yang macem-macem terhadap kepribadian orang laen. Ada komunitas yang nggak suka sama orang-orang yang karakternya terbuka. Gitu juga dengan orang-orang tertutup. Masing-masing punya alasan buat suka n nggak suka. Masalahnya, kita mau ikut yang mana?
Susah memang idup di tengah-tengah manusia. Kita sering dipaksa untuk mengikuti selera mereka. Apa hak mereka? Dan apa pula kewajiban kita buat nurutin mereka? So, inilah kita. Mau menjadi karakter terbuka ataupun tertutup, nggak usah mikirin orang laen. Yang punya idup kita. Biarin mereka ngomong apa toh omongan itu nggak bakalan ngubah sedikit pun takdir kita.
Kita yang nentuin mau jadi apa kita dan seperti apa diri kita.
Kita yang nentuin seberapa berharga karakter jiwa kita dan apa "madu kehidupan" yang kita rasakan dari karakter kita.
Then, so what with people's says?
NB : Maaf kalo banyak link yang sama. Lagi gatel tangan nih. Hehehehe
Gimana kalo shif-shifan aja? Seminggu terbuka, seminggu lagi tertutup. Wehehehehe... ٩(͡๏̮͡๏)۶
Kita hidup dikelilingi orang-orang yang beraneka ragam : jenis kelamin, ras, selera, cara pandang, style, haluan politik, agama. De el el. Juga kita dikerumuni orang-orang dengan pola sikap yang macem-macem terhadap kepribadian orang laen. Ada komunitas yang nggak suka sama orang-orang yang karakternya terbuka. Gitu juga dengan orang-orang tertutup. Masing-masing punya alasan buat suka n nggak suka. Masalahnya, kita mau ikut yang mana?
Susah memang idup di tengah-tengah manusia. Kita sering dipaksa untuk mengikuti selera mereka. Apa hak mereka? Dan apa pula kewajiban kita buat nurutin mereka? So, inilah kita. Mau menjadi karakter terbuka ataupun tertutup, nggak usah mikirin orang laen. Yang punya idup kita. Biarin mereka ngomong apa toh omongan itu nggak bakalan ngubah sedikit pun takdir kita.
Kita yang nentuin mau jadi apa kita dan seperti apa diri kita.
Kita yang nentuin seberapa berharga karakter jiwa kita dan apa "madu kehidupan" yang kita rasakan dari karakter kita.
Then, so what with people's says?
NB : Maaf kalo banyak link yang sama. Lagi gatel tangan nih. Hehehehe
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: