
Aku menerka: kemanakah dia pergi?
Dan. Ia tak menjawab selain siulan yang tak ku mengerti
Ia tak menjawab selain meneruskan kepakan sayapnya: menuju titik yang mistis
Aku memandang dalam gerimis
Sang manyar merambati celah waktu
Mengintipi: satu demi satu
Manusia yang katanya hampir binasa oleh mulutnya sendiri
Ia singgah di cabang dedahan
Berkicau sebentar lalu terbang lagi dengan ranting kering di paruh
Menuju kerimbunan kau teduh
Aku menunggu. Ya. Aku masih menunggu
Jejak sang manyar masih jelas tergambar
Walau hujan runtuhkan jembatan batu di seberang desa
Merdunya masih terasa. Meski telinga sesak oleh retorika
Aku sudah berjanji: menunggu ia kembali
Tak peduli berapa windu ku menanti
Dan sebasah apa hujan mengguyuri
Sang manyar
Ku tunggu dia dengan sabar
Dengan tegar...
Sumber Foto: Dunia Kicau
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: