![]() |
Bersiap Melepaskan Diri |
Aku diam mengingatnya
Lalu. Mengangguk lemah...
Menunggu, sebenarnya, tidaklah menyakitkan
Tapi: SANGAT meletihkan
Dipacu detik menjadi menit
Didera jam menunggu hari
Kita dipaksa berhitung
Seperti bocah PAUD di ujung kampung
Kita dipaksa mengkalkulasi
Berapa banyak detik; berapa banyak menit.
Berapa banyak jam yang terlewati
Kita dipaksa melakukannya
Sehingga. Kita lupa
Peristiwa besar siap menggelegar
***
Bayangan darah dan teriakan wabah
Dua-duanya menyatu menjadi phobia
Berita mengguncang mayapada. Antara fakta dan guyonan si orang gila
Senjata-senjata telah dikokang
Tentara turun ke garis muka
Api jiwa mulai resah. Mulai gelisah...
Carli dan entah siapa lagi.
Freeport dan birokrat bibir codot.
Haruskah terakumulasi?
Jadi bara dan meledak bersama-sama?
Haruskah sang Kejora memisahkan kita sebagai saudara?
Haruskah lelah membakar asa juang '45?
Haruskah kita buang jauh keringat Bung Yos Sudarso dan Macam Tutulnya?
HARUSKAH kita kebiri sejarah dan membuang Soekarno, Hatta, dan para pejuang ke kotak sampah?
Politik menjadi intrik
Jangan salahkah mereka, bangsa Pribumi: ketika membelot dan makar
Mereka tak bermaksud mengingkari legenda
Dan menutup fakta kebebasan mereka
Mereka lapar. Mereka haus
Mereka terkekang di rumah sendiri
Mereka hanya mau duli:
Telinga, mata. Hidung kita. Tangan dan kaki kita sebagian untuk mereka
Tak julaskah mengeruk mulut mereka dan meludahinya?
Maka. Tanggal satu bulan dua belas
Di bawah siluet getir bendera gerilyawan
Kita bersiap-siap memusnahkan
Meski
Jalan terang sudah semakin terang
Titik temu tak lagi bisu
Sayang. Politik masih terlalu jalang
Mereka kita tumbalkan lagi. Sekali lagi.
Sumber Foto: Kaskus
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: