Langsung ke konten utama

Jalanan Pun Bersaksi

Bahwa. Keringat itu basah
Dan baunya menjadi wabah
Namun. Ketika itu tubuhmu yang demikian
Kenapa menjadi gairah?

Jalanan pun bersaksi
Bahwa. Pengabdian itu luka
Terjerat sangka dan durjana
Namun. Ketika itu kau yang terjun ke dalamnya
Kenapa ulasan senyum yang ku temukan?

Jalanan pun bersaksi
Bahwa. Roda tak selamanya berputar
Ada kalanya ia bertahan di atas; sering pula terpahat di bawah
Namun. Kenapa kau justru tertawa: saat kau terjerebab di sana?

Dan. Jalanan pun bersaksi
Putaran laju becak membawamu pergi
Mengisi malam yang sunyi. Menebar impian
Menilasi jejak rezeki 'tuk anak terkasih
Wahai. Begitu juang dirimu, Kawan!

Terinspirasi dari Sugeng, guru honorer yang mengisi waktu luang sebagai penarik becak

Sumber Foto: JPNN.Com
Berita Terkait: Gaji Guru Tak Cukup, Sugeng Merangkap Jadi Tukang Becak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World