Langsung ke konten utama

Matahari di Kaki Budi*

Ada matahari di kaki Budi
yang mengintip di mula pagi
ketika bibir jelita perempuan dini hari
meniupkan asap rokok yang letih menanti si tuan tak datang lagi

Ada matahari di kaki Budi
sekali-kali memendarkan sinar ambisi
Akan tetapi, cahaya itu mati
ketika seorang bayi menangis tak dikenali

Ada matahari di kaki Budi
yang kini sudah setinggi mimpi
Lihat! Jidat Budi diembat!
Pekat, berkeringat. Budi lunglai di simpang empat

Ada kaki Budi di matahari
yang perlahan menenggelamkan diri
dalam sunyi kota hewani
yang ditaburi remah kata puisi

*Terinspirasi Sore Tugu Pancoran, dipopulerkan Iwan Fals.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World