Langsung ke konten utama

Tuah

Ada Bagai Tiada
berapa banyak buku kau punya?
berapa banyak pena di meja?
berapa banyak kau singgahkan mereka di kantong sampah?
berapa banyak kau melakukannya?

kau punya telinga?
bisakah kau dengar suara mereka
   merintih, menyumpah, dan berdo'a?
kau punya mata?
bisakah kau intip air mata menjadi banjir
   dan bah menyapu serakah dunia?

kau simpan jalan terang di kolong ranjang
kau sembunyikan harapan
kau hilangkan impian:
   merangkak pelan-pelan menuju kematian

kau pendam pelita dengan gelap yang gulma
kau pendam ruas jalan dengan ilalang dan hutan

kau sembunyikan mereka
   dengan apa kau sampai di sapa?

kau ajari
kau kebiri otak generasi kini
kau manduli kecerdasan anak cucu kami
nanti. ketika peluit panjang meradang
   dan seribu pandang menjelang dari barat dan selatan
ku yakin matamu membelalak hingga ke belakang
dan kakimu berlarian
bagai menjangan gentar di bisingnya auman
kau merintih dan bersujud kepada zaman
berharap waktu di ulang balik
dan bermimpi masa depan membaik
meski kau tahu: semua sekedar klenik

dan kau buncah dalam luka
dalam kutukan buku
dan pena
di kotak sampah...

Sumber Gambar: Adityasyunita's Blog - BuKu dan PeNa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San