![]() |
Diberi atau Memberi Matahari? |
Jiwa-jiwa muda terciumi mancung hidung ibu pertiwi. Senyum yang kembang. Jadi pelita penerbit terang. Sinar remang. Dan matahari terbit mengusir lengang. Jiwa-jiwa muda berlari. Ke timur, utara; menurut barat dan selatan mereka melangkah. Melangkah...
Kawan. Jangan takut lidahmu dimaki. Karena iri selalu terjadi.
Biarkan saja mereka bernyanyi. Kau punya mimpi. Dan percik-
an lidah takkan sirna menjadi tuah. Ia kan jadi jalan lapang. Jalan
terang yang membawa kami bertualang. Mengisi agenda hidup
yang panjang.
Kawan. Jangan takut ketukan otak menjadi tombak. Menjadi sasar-
an tembak. Sebab, untuk itu kamu ada. Untuk itu kamu ada. Ya.
Untuk itu kamu A-DA. Hatta tak lahir 'tuk menyembah nasib. Karno
tercipta bukan menjadi kawan sang tengik dan berlenggang seakan
karib. Kau tersabda bukan menjadi selingan sejarah. Kaulah sejarah!
Di tanganmu negara menyimpan tawa. Di tanganmu pula: negara me-
nutup luka. Dengan bencana...
Kawan. Jangan takut langkahmu dibalas tuding dan debu. Dengki
tak pernah jauh. Mengapa rapuh? Malam selalu hitam. Kenapa den-
dam? Langkah baru tak pernah lepas dari ragu dan tuduh. Kenapa
musti surut dan mengeluh? Maju! Majulah! Teguhlah!
Sejarah bersaksi: menang bukan karena tirani ambruk di tindasan kaki
Ia bersaksi: pemuda menjadi pengubah dan pemudi menjadi kemudi. Se-
jarah mengintipmu dan menyelipkan namamu dalam diam. Niscaya. Ke-
tika waktu berlalu dan zaman beralih dari batu ke dungu. Lalu pindah
ke era buku. Dan kini: masa penuh ragu; matamu kembali dirindu.
Dan biarkan kecurigaan itu. Mereka tak pernah tahu. Mereka tak akan
mau tahu. Untuk apa berpasrah pada tuna rungu? Silangkan tangan di
kepala! Tekadkan arah! Jalan di depan menunggu pelukan. Segeralah
melangkah! Niatmu terlanjur bulat. Lekaslah berangkat! Lekaslah!
Lekaslah!
Lekaslah...!
Sumber Gambar: Sato Pepelakan - Mengenal Biologi, Perkembangan dan Ekologi Benih
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: