Langsung ke konten utama

The Unforgettable: Masa Remaja ^^ (Part II)

Remaja Sehat, Bangsa Kuat
Halooo... Ketemu lagi nih. Kita lanjutin topik kita yuk? Tadi sampe mana? Free sex ya?

Nah buat yang satu ini saya kasih ilustrasi sederhana deh. Lebih enak mana antara mangga muda yang setengah mateng dengan yang udah tua dan mateng? Bukan dirujak lho. Masa remaja itu ibaratnya masih jadi mangga muda. Kecut. Keliatannya aduhai tapi begitu dicicipi, rasa penasaran kita akan terkikis oleh penyesalan: kenapa dikupas dulu sih tadi? Begitu juga dengan free sex, khususnya di kalangan remaja.

Pacar kalian itu ibarat mangga muda yang baru aja menghimpun kecantikan dan ketampanan mereka. Kegantengan dan keayuan pacar kalian sekarang akan jadi seribu kali lipat lebih ganteng dan lebih ayu dari sekarang kalo kalian menjaga kehormatan mereka sampai saat yang tepat nanti: ketika Tuhan menjadi saksi pernikahan kalian. Begitu kalian terseret nafsu, memaksakan hasrat sesaat, kegantengan dan keayuan itu akan tercabut seketika.

Yang ada di depan kalian sekarang bukan lagi jejaka dan gadis lugu yang menawan dan mempesona. Yang ada persis di depan kalian itu adalah pria "dungu" dan wanita "bodoh" yang mengikhlaskan masa remajanya hilang karena syahwat sesaat. Saya berani jamin, kalo semakin sering kalian melakukan kekeliruan seperti itu, silahkan liat wajah kalian di cermin. Kalian akan menemukan sosok remaja dengan wajah empat puluhan nempel di muka kalian. Make up tebel, lipstik sampe kayak dipake sekardus. Buat cowok, mukanya tuaaaa banget. Bukan gara-gara kumis yang setahun nggak dicukur (nanti nuduh saya lagi! Hehehe...), tapi aura yang ilang gitu aja gara-gara keteledoran kalian. Nah, kalo semua itu terlanjur terjadi, apa yang bermakna dari masa remaja kalian? Masih indahkah?

Temen-temen Manyar terutama yang masih remaja dan unyu-unyu (iiih... geli banget ngomong begituan. Hehehe...), please jangan biarkan masa indah kalian rusak gara-gara rasa ego kalian, Guys! Jangan biarkan ayah dan ibu kalian, ya udah susah payah besarin kalian, nangis begitu liat anaknya duduk di pelaminan persis di sweet seventeen kalian "hanya" gara-gara kalian mentingan nafsu daripada kebanggaan orang tua kalian. Kebanggaan ngeliat anak-anaknya lulus SMA, jadi mahasiswa yang diwisuda dengan cum laude, dan calon orang kaya yang bisa bikin orang lain kaya.

Jangan biarkan teman-teman baik kalian, yang sekarang lagi kalian gandeng dengan penuh persahabatan, kecewa dengan keputusan kalian untuk nyemplung di dunia drugs. Jangan biarkan: pacar kalian, kekasih kalian kehilangan tawanya hanya untuk "tawa sesaat" kalian. Cinta putih bakalan hitam dan kalian nggak akan bisa balikin jadi putih pakai cara apapun juga. Noda hitam itu akan selamanya melekat pada cinta kalian. Sekalipun kalian bubar, it's still stay on there. Menjadi kenangan pahit di hati kalian.

So, keep try and fight to be a nice teen, Guys...! (..•˘___˘•..)

Pasti di antara temen-temen yang baca artikel kali ini bertanya-tanya: kok pas ngangkat tema beginian? Hehehe... Sebenernya saya nggak mau nulis ini dulu. Tapi, berhubung kuping saya gatel dengan sebuah lagu, jadilah inspirasi itu muncul dan jadi tulisan ini. Apa? Lagu? Judulnya apa? Hm... Kasih tau nggak ya? Hehehe...

Oke deh. Saya kasih tahu.
Judulnya adalah... Cara Mereka. Yap! Nggak pernah denger kan? Lha wong ini lagu tahun 90an. Hehehe... Penasaran pengen tau? Simak dulu nih liriknya. Susah payah saya nih saya listening-nya.

CARA MEREKA
by Fariz RM & Iwan Madjid

Di wajahnya kau lihat senyuman yang sering mengundang canda
Tatap mata gejolak emosi terasa sejuk tanpa pamrih
Jabat tangan aneka cara sebagai tanda
Dalamnya arti berkawan seutuhnya

Kodrat usia menentang cita
Menjelang batas dewasa
Biarkan cara mereka mewujudkannya
Bebas lepas gembira

Pengertian
Dan berbagai rasa itu bahasa mereka
Tanda-tanda keakraban!
Diselip asmara memberi warna
Oh, Romantika
Jauh di depan tantangan baru menanti
Menjanjikan kehidupan mandiri

Semarak muda membelah masa
Menuju batas dewasa
Andaikan mereka sadar menjadi wajah generasi penerus

*INTRO*

Jauh di depan tantangan baru menanti
Menjanjikan kehidupan mandiri

Kodrat usia menentang cita
Menjelang batas dewasa
Biarkan cara mereka mewujudkannya
Bebas lepas gembira

Semarak muda membelah masa
Menuju batas dewasa
Andaikan mereka sadar menjadi wajah generasi penerus
__________________________

Gimana liriknya? Remaja banget kan? Isinya mewakili banget kondisi anak-anak remaja. Lagu ini adalah OST Lupus IV - Anak Mami Sudah Besar. Tulisan dan lirik di atas sengaja saja buat dan saya dedikasikan buat remaja-remaja di sekitar saya yang berjuang keras nemuin jati diri. Pelan-pelan saja, Kawan. Yang penting itu bukan hasil akhir. Tapi PROSES! Nggak bakalan indah hasil akhir perjuangan kita kalo prosesnya berantakan. Kalo pun indah, pasti berantakan suatu saat nanti. Liat deh Hitler dan Nazi. Keren di awal, tapi mampus kontan di belakang. Mau bernasib sial kayak gitu?

Nah, buat temen-temen yang penasaran dengan lagu Cara Mereka, silahkan deh kunjungin link Musikku345 - OST Lupus IV - Sepanjang Zaman. Harap diingat, lagu-lagu yang ada di situ bukan untuk dikomersilin lho ya. It's just share for your collection only. Kalo ada uang dan kebetulan barangnya ada, saya saranin beli deh daripada nyimpen "barang ilegal." Oke?

Sebelum artikel ini saya tutup, buat terakhir kali meskipun saya bukan siapa-siapa kalian, jaga masa remaja kalian baek-baek! Waktu nggak akan pernah balik ke belakang. Masa remaja datang cuma sekali. Dan sekali aja kalian gagal ngejaga masa itu, kalian cuma bisa nangis dalam hati. Nggak ada yang akan peduli. Nggak ada. Dan yang akan merasakan sakit itu... hanya kalian sendiri. Dan orang tua, guru yang sudah memberikan kepercayaan dan kebanggaan pada kalian.

Jangan kecewakan mereka...

Sumber Lampiran:

Sumber Gambar:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balada Modem Smart(un)fren

Proses Talak 2 1/2(ノಠ益ಠ)ノ KALI ini, secara tegas, secara nyata, dan dengan kesadaran diri yang penuh saya harus mengatakan hal ini : Jangan terbujuk iklan dan jangan terpaku harga! Banyak produk-produk berharga murah bertebaran di sekitar kita. Sepatu, baju, tas, perkakas. Belum lagi ponsel, laptop. Terakhir, Modem . Wow! Di -bold , kek. Hehehe... Yup. Kali ini saya akan mengangkat sebuah realita yang cukup serius. Sebuah contoh nyata (indikasi) kejahatan korporasi yang (sepertinya) tengah terjadi dan saya alami. What is it? Sejarah dengan kesaksiannya yang ada mencatat (cieeeee..... Hehehe...), usaha cek pulsa yang saya lakukan berkali-kali pada 19 Juni 2012 sejak pukul 20.57:42 baru membuahkan hasil pada pukul 22.16:24 dengan sebuah SMS balasan dari 999 yang berisi : "Pulsa Anda Rp. 15,000 berlaku s/d 06/06/2013. Dgr lagu top, hub 357. Rp6rb/30hr." Alhamdulillah. Masih ada. Kirain udah habis atau apa gitu soalnya Modem Smartfren yang katanya anti lelet kok malah ...

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga...

Duka dan Luka

Siapa sangka :                         di balik surya tak ada mega? Siapa duga :                        malam purnama kan selamanya? Yang mampu kita cerna :                        kisah hari ini takkan sama esok hari                        Bersiaplah untuk tawa                        Siagalah 'tuk air mata Karna takkan ada yang sanggup menerka.                                                      ...