Langsung ke konten utama

Memucat dan Berkarat

Jalan. Meniti begitu panjang
Kau. Aku. Dulu
Kita sama-sama tahu : apa bahagia itu
Kita sama-sama tahu : apa rindu itu
Suatu ketika
Awan hitam datang
Entah karena apa. Engkau pun hilang
Menjadi sosok asing yang murung dan lengang
Suatu saat
Sempat aku mengutuk
Meski segegas ku injak dan remuk
Sempat aku mengeluh
Meski ku sadar itulah kamu
Waktu demi waktu
Saat demi saat
Kau. Aku. Memucat dan berkarat
Jalan. Yang kita titi begitu panjang
Seketika hilang...

Senja menatap dengan hampa
Sinar jingga. Ufuk darah
Air mata tak lagi guna
Namun. Selaksa namun
Belum hilang jejakmu sirna
Kumpulan binatang merembuk dan berpesta
Entah apa di benak mereka
Entah apa di relung mereka
Aku. Kamu. Takkan bisa tahu
Kedunguan apa yang lahir di situ
Maka. Teruskanlah jalanmu ke situ
Tunggu
Tunggulah aku
Suatu saat. Di suatu tempat
Kita akan bertemu
Berjumpa. Bercerita. Tertawa
Membicarakan kegilaan demi kegilaan yang ada
Setelah kepergianmu
Tunggulah saat itu...
***
Jalan. Meniti kala senja : sayup dan rembang
Aku terpukau dalam bimbang
Oh, kamu
Semoga Ia memberikanmu tenang
Dalam damai yang terang
Aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World