Langsung ke konten utama

After Flood : Kemacetan Ngopak - Probolinggo (Part II)

Gimana? Siap dengan dokumentasi berikutnya? Hehehe... Foto-foto yang saya upload kali ini lokasinya kurang lebih 5-10 km sebelum Terminal Bayuangga. Nanti temen-temen bisa liat sisa-sisa banjir yang turun malemnya. Let's check it out!

Udah Ngojek, Becek, Macek lagi! Eh, Macet :D
Ngoboy lagi deh si ojek -_-"
Daripada nggak jalan, becek jadi deh
Tadi Kanan Macet Kan? Sekarang Giliran Si Kiri
Back to Aspal
Genangan. Kecoklatan. Kenangan.
Nih bekasnya. Keliatan kan?

Titik Klimaks Kemacetan
Ini kali keempatnya dengkul saya hampir ketemu ban truk -.-"
4 kilo to Bayuangga
Ini jembatan yang katanya tenggelem semalem
Liat deh sebelah kiri
Nah ini sisa-sisa banjirnya. Deres, Coy!
Keliatan kan bekasnya?
Hehehe... Sekarang giliran kiri yang (bener2) macet
Seconds to Bayuangga

Dan 5 menitan lah sejak foto terakhir saya ambil akhirnya saya nyampe di Bayuangga. Setelah (dengan berat hati >.<) membayar ongkos ojek, saya pun masuk ke terminal dan ngincer bus jurusan Bondowoso. Pengen tau kisahnya? Simak aja di artikel tempo hari saya  Travel to My Homeland (Part II) - Mereka yang Dirugikan. Oke, Guys. Gimana? Moga "terhibur" ya dengan dokumentasi perjalanan saya. Maaf kalo teknik shooting saya bener-bener jelek. Maklum. "Bakat" saya kan nulis. Bukan yang jepret-jepret kamera. Mana itu ngefotonya pake ponsel lagi. Hehehe... Ampun deh kalo menurut Kawan Manyar sekalian kualitasnya jelek. I just wanna share my experience to you. Moga bisa jadi pelajaran supaya kemana-mana jangan bawa uang mepet-mepet. Ya takutnya yang beginian ini. Oke? Satu lagi : Jangan lupa berdo'a! Kayak saya. Ribuan kali berdo'a supaya pak ojek nggak sukses ngejedotin dengkul saya ke truk. Hahahahaha... Peace!

NB : Buat tukang ojek yang nganterin saya, makasih udah mempercepat perjalanan saya. Saya pikir Rp. 50 ribu nggak sebanding lah kalo diukur pake waktu yang mesti saya buang nungguin macet di Ngopak waktu itu. Satu lagi, meskipun saya nggak tahu nama Anda, saya nggak akan pernah ngelupain Anda. Thanks for it! Semoga Allah memberkahi Anda sekeluarga. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San