Langsung ke konten utama

Bumi Padang Darah

Dendam Kelam
Suara murka. Suara durja
Melesak menembus angkasa raya
Wajah-wajah iba terantuk buntu
Harapan hitam abu-abu
Mencoba meraba meski tak bisa
Tapi. Daripada diam menunggu mati?

Alun radio kematian. Membisik membangkitkan
Arak-arak pasukan. Awan hitam permusuhan
Menggerus bagai tsunami tanpa mimpi
       Menerjang terjang. Tanpa tenggang
Tiba-tiba kemudian tubuh-tubuh bergelimpang
Dan. Mereka. Orang-orang tanpa sinar
Berlarian dari kejar
Bersembunyi mencari pendar
Meski : ribuan kali lagi mereka dilempar
Meski : jutaan kali ludah menampar
Meski...

                Siapa peduli?
                     Siapa mengerti?
                          Siapa kan pahami?

Tak ada kaki yang sudi melangkah
Amat sayang emas di genggaman
Amat sayang suara di tenggorokan
Kenapa harus dibuang?
Bukankah yang di sana-
        yang tersuruk menunggu punah
-bukan saudara kita?
Hening menjala...

Bumi memadang berdarah
Simbahan air mata
Memuncak menjadi palagan derita
Sejarah takkan pernah melupakannya
Semesta tak lepas trauma
Aroma jeritan wanita,
Tilas gentarnya bocah,
Dan kepala lelaki yang gelintir jatuh ke kali
        Siapa yang sanggup menghapusnya?

Sekian windu. Sekian waktu tertempuh
Masih bisa kurasakan pilu
Masih sanggup ku simak kebinatangan di situ
Tuhanku,
             Maafkan kami yang maha dungu...
             Semoga Engkau tak menyesal ciptakan spesies macam diriku...

Terinspirasi dari film Hotel Rwanda (2004) dan Sometimes in April (2005)

Sumber Gambar : Sitinusriyah's Blog - Bab 3 : Materi PKn Kelas X SMA (HAM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San