Kau dan aku sama. Berjalan. Mencoba menyusuri pengembaraan. Sejuta tangan mengajak serta. Dan sejuta tangan pula menggiring ke neraka. Seribu mata memandang perangah. Haruskah berpayah-payah? Kau dan aku sama. Mendebat arah. Berpusing ria di tempat semula. Selaksa suara berbisik menggoda. Dan seribu jua kibuli kita dalam dusta. Sebaris telinga menyimak tak percaya. Haruskah sedemikian susah? Perjalanan Panjang Kita lewati satu demi satu : stasiun dan peron-peron persinggahan . Kita tatap wajah -wajah puas dan cemas. Juga sederet mimik bias. Seakan-akan di sanalah ujungnya. Seakan-akan di situlah muaranya. Dan kereta kembali berjalan. Meninggalkan pengkhayal di tepian. Menyeret pecundang di lintasan. Menampung pejuang di bangku-bangku rotan gerbong harapan. Dan pastinya : kau dan aku sama . Kita meraba dengan segenap peluh yang ada. Kita merasa lewat selusin penat yang melanda. Kita sama-sama menuju sana : perhentian akhir yang jingga . Sembari kita menunggu surya jatuh ke ...
Sekali Terkepak Sayap, Pantang Pulang Merayap