aku menemukan diriku
rikuh dan malu-malu
Aku mencoba mengingat kembali
sudut-sudut yang dulu kukenali sekali
Sungguh, sangat aku kenali
Nyatanya kini
wajahmu begitu abu
Penuh sungkan aku menyapamu
Di tugu kotamu,
aku mendapati jiwaku
begitu kaku
Tak seakrab dahulu
Trotoar Malioboro menjelma dahaga;
Alun-alun Kota ranggas dedaun beringinnya
Gudeg menjelma judek
Sreg menjelma amblek
Hangatmu menghablur
menghambur
menjelma batang sangkur,
pisau cukur,
atau sabit Mak Kur
yang sawahnya akur
di antara jalanan tol yang kufur,
bandara adiluhur,
dan aristokrasi yang mulai lantur
Di Tugu Jogjamu,
aku kehilangan minatku
Hasratku lembab di antara sembab
mata yang berasap
ditikam marah,
dihujam gelisah,
diterkam puruk dan pasrah
Maka,
kubiarkan jemariku klitih
merogoh suci diksi-diksi yang kumiliki
Barangkali pada sisa keindahan rima,
masih kutemukan remah
wajahmu yang ramah
Dan di hariku yang menua
kutemukan jawaban purba
tentang pelataran untukku rebah
Ya,
di wajahmu
Jika
Cilegon, 03 Januari 2022
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: