Aku merasa ada sesuatu di punggungmu dan punggungku. Sesuatu yang membuat bahu memikul dan tulang belakang terpukul-pukul, sedangkan kita bukan tukang pikul yang terbiasa dipukul-pukul oleh jarum jam, pentul menit, atau pendulum detik Kita hanya manusia yang biasa pelik Aku merasa sungguh ada sesuatu di punggung mu dan punggungku. Sesuatu itu sesekali merayap di kepala lalu singgah di daun telinga lalu rebah di antara logika dan rasa. Ya, rasa yang wabah oleh katanya atau sepertinya . Lantas kita menjadi kuli kebun-kebun Deli yang diingat sebagai alas kaki jongos kompeni atau mungkin priyayi berkasut kulit sapi yang bersolek menjadi sang maharaja senyatanya budak paling nyata Aku merasa tidak ayal lagi ada sesuatu di punggung kita yang tiba-tiba ia bertangan lalu berkaki lalu berlidah lalu bergetah lalu berludah atau bersperma. Basah yang dibuatnya begitu amat perkasa melahirkan jarak dan jejak yang jamak membuat kita semakin tampak menjadi pengembara...
Sekali Terkepak Sayap, Pantang Pulang Merayap