Langsung ke konten utama

Sepeda Tua

Suatu Hari Nanti : 'Sepah Dibuang' Jejak Manyar
Berapa Harga Jasa Mereka?
Sepeda tua
Teronggok di dinding kumuh
Menatap beku
Di antara kebisingan sudut kotaku

Beribu waktu ia habiskan di situ
Menunggu sang Tuan
Letakkan tumpukan koran
Atau usai lunasi setoran
Dan. Ia 'kan kembali berkelana
Menerjang kebisuan jalanan
Di kepungan janji tanpa perbincangan

Kepungan asap adalah sahabat
Percikan hujan karib yang erat
Ketika saatnya tiba,
   ia percaya
Ia menutup hari di pasar desa
Entah dalam barisan barang nostalgi
Atau merepih setiap jengkal diri. Terjagal
Apakah yang harus disesali?
Bukankah karena dirinya sebuah keluarga tak kelaparan?
Bukankah karena dirinya sejuta mimpi tergapaikan?
Bukankah karena Tuhan melaluinya?
Alasan apa 'tuk menyesali?
Ia hanya sepeda tua
Begitulah selamanya...

Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World