Langsung ke konten utama

Tabung-Tabung Buntung

Tabung Elpiji (Raja Sial !!) Buntung Jejak Manyar
Keculasan Baru
Konversi
Seribu strategi. Seribu taktik keji
Minyak di dapur kami kau sesapi
Berganti menjadi berlusin tabung dengan berjuta kontroversi
Kau imingi dengan berlaksa kedamaian
Dan kau imbangi dengan bermilyar kengerian
Alasan subsidi. Alasan salah teteki, selama ini
Alasan defisit negara. Alasan tersembunyi lainnya : obyekan diperluas lagi. Barangkali.

Kini
Perlahan-lahan tapi pasti
Giliran tabung-tabung kami kau pangkasi
Harga menggila menembus kepala
Darah meninggi. Emosi membabi. Buta tikami sepi
Marah pada apa. Kesal pada siapa
Tak ada sasaran yang membuat lega
Alasan lebihi kuota. Alasan distribusi sesat rimba, sejauh ini
Alasan anggaran negara hendak diubah. Alasan lainnya : alih daya industri sebelah. Mungkin saja

Dan lewat puisi
Kami diam memandang pagi
Haruskah kami ledakkan pantat kepala negara
  agar kau meraba kebosanan kami jua?

Sumber Gambar : CimahiKota.com dengan modifikasi Jejak-Jejak Manyar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World